Esensi Nasionalisme Pada Era Globalisasi
OPINI

Esensi Nasionalisme Pada Era Globalisasi

Indonesia memiliki banyak sekali hari-hari bersejarah, yang mana diperingati setiap tahunnya agar terus dikenang sepanjang masa. Ini merupakan hal baik, seperti yang disampaikan Ir. Soekarno saat pidato terakhirnya di Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17 Agustus 1966, yaitu “jangan sekali-sekali melupakan sejarah”. Dengan mengingat sejarah maka kita juga mengingat jasa pahlawan, serta memiliki rasa nasionalisme yang terwariskan. Semangat yang membara untuk membela nusa dan bangsa.

Namun seiring berjalannya waktu, ada yang perlu dipertanyakan mengenai esensi dari makna nasionalisme yang sesungguhnya, lebih tepatnya makna nasionalisme pada masa globalisasi seperti ini. Masa dimana penuh dengan pengembangan dan perluasan mengenai wawasan dan pemikiran, bahkan hingga budaya. Jika dulu rasa nasionalis digambarkan dengan melawan kolonial, lantas bagaimana rasa nasionalis pada saat ini digambarakan?, apakah dengan sekedar mengenang jasa pahlawannya?

Jika sekedar mengenang, semua elemen masyarakat juga mengenangnya bahkan memperingatinya, namun hanya sekedar mengingat saja, tak lebih dari itu. Hal seperti itu yang sering terjadi pada generasi muda saat ini, mereka mengingatnya, berlomba-lomba membuat kartu ucapan dan kata-kata yang penuh harapan. Tapi jika ditanya historinya mungkin tidak semua orang tahu akan sejarahnya, meskipun tahu, namun tidak semua paham akan esensi yang terkandung pada setiap peristiwa. Dari hal tersebut, ada beberapa statement yang mengatakan bahwa orang-orang seperti itu merupakan jiwa-jiwa “nasionalis temporal”. Dimana rasa nasioanalis mereka hanya ada ketika memperingati hari-hari kebangsaan saja. Tidak salah juga jika disebut “nasionalis temporal” namun juga tidak sepenuhnya benar.

Jika yang ditanyakan mengenai rasa nasioanalisme pada era globalisasi, maka kita juga harus membuat perbandingan yang sepadan. Rasa nasionalisme tidak melulu selalu berkaitan dengan sejarah, apalagi dengan seiring berkembangnya zaman. Esensi dari nasionalisme sendiri merupakan titik dimana kita memperjuangkan kepentingan bangsanya, bukan sekedar menjaga teritorial tapi juga menjaga keharmonisan sosial. Esensi seperti ini yang perlu ada disetiap generasi bangsa, dan perlu dipahami secara mendalam.

Melihat kondisi indonesia saat ini, banyak pemangku jabatan pemerintah yang tidak paham akan esensi nasionalisme itu sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat para pemangku kebijakan memaksakan ego dan kehendak mereka, beberapa kasus diantaranya seperti Rancangan UU Omnibus law, UU cipta kerja, UU minerba bahkan hingga pengadaan Pilihan kepala daerah dimasa pandemi. Terlihat jelas bahwa mereka melupakan esensi nasionalisme untuk memperjuangkan kepentingan bangsanya. Padahal notabene meraka adalah wakil rakyat, yang seharusnya pro rakyat.

Disinilah letak urgensi dari nasionalisme agar dimiliki oleh setiap generasi bangsa. Indonesia memerlukan generasi-generasi yang memiliki rasa nasionalis yang tinggi, dimana mampu memperhatikan kepentingan rakyat. Nasionalisme sendiri merupakan salah satu dasar pribadi yang penting, jika mengaca pada sejarah, rasa nasionalisme lah yang berperan penting untuk menumbuhkan semangat kebangsaan. Para pahlawan mampu melawan penjajah karena rasa nasionalisme yang tinggi, maka begitupun juga kita seharusnya. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara kita menumbuhkan rasa nasionalisme pada era saat ini ?.

Dalam upaya menumbuhkan rasa nasionalisme, mungkin kita bisa menelaah sedikit dari kutipan kata-kata Soe Hok Gie, “Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat”. Para generasi bangsa harus tahu dan paham mengenai kondisi indonesia saat ini. Bukan hanya berdasarkan data, namun lebih spesifik lagi dengan melihat masyarakat dari dekat. Setiap langkah dan jalan yang mereka ambil mereka bisa menagamati lingkungan sekitar dan menilai. Dengan hal ini mereka akan menumbuhkan rasa nasionalisme yang sesuai dengan kondisi lingkungan mereka, sadar akan apa yang dibutuhkn msayarakat sekitarnya.

Dengan melakukan hal tersebut bukan suatu hal yang tak mungkin membangun indonesia dengan hasil observasi lapangan, bahkan bisa meningkatkan persentase keberhasilan. Semua memang berawal dari lingkungan sekitar, namun apabila semua memliki rasa nasionalisme, bukan tidak mungkin Indonesia terbangun dari rasa nasionalisme tersebut.

Fardan Zamakhsyari Pimpinan Umum LPM Solidaritas*

Sumber gambar : popbela.com

Post Comment