Joko Widodo Hadiri Pengukuhan Guru Besar KH Asep Saifuddin Chalim
BERITA

Joko Widodo Hadiri Pengukuhan Guru Besar KH Asep Saifuddin Chalim

(29/2) Sabtu, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag., resmi dikukuhkan  sebagai Guru Besar  UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dalam bidang Sosiologi. Acara tersebut tak hanya diikuti oleh sivitas akademika internal seperti biasanya, tetapi dihadiri pula oleh orang nomor satu di Indonesia,  Presiden Joko Widodo.

Acara yang diadakan di gedung Sport Center UINSA tersebut dihadiri oleh Presiden RI beserta rombongan. Jokowi juga diiringi oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, beserta Wakil Gubernur, Emil Elistianto Dardak, serta jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Timur. Tribun gedung Sport Center kanan kiri pun diisi oleh para perwakilan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PARGUNU) se Indonesia.

Diawali dengan pembukaan sidang senat terbuka oleh ketua Senat UINSA, Ahwan Mukarrom, Dilanjut dengan pembacaan surat keputusan Mendikbud yang disampaikan oleh Wakil Rektor bidang Administrasi Umum dan Perencanaan dan Keuangan, Abdul Azam Al Hadi.

Rektor UINSA,  Masdar Hilmi, mengucapkan selamat kepada Kyai Asep-sapaan akrab KH. Asep Saifuddin Chalim, dan berharap dengan dikukuhkan beliau sebagai guru besar membawa berkah kepada UINSA.“Kami selaku pimpinan menyampaikan selamat kepada yang Romo Kyai atas dikukuhkannya beliau selaku Guru Besar ke 63 dan 43 yang aktif. Semoga dengan gelar ini, beliau akan lebih memberikan manfaat dan berkahnya kepada kita semua sehingga menjadi semakin produktif, anfa’. Tidak hanya bagi UINSA, PP Amanatul Ummah, tapi juga Umat Islam, nusa dan bangsa,” tuturnya.

Dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh KH. Asep Saifuddin Chalim, mengusung tema ‘Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masyarakat Masa Kini dan Akan Datang’. Kajian tersebut mengkaji mengenai hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemiskinan yang masih menjadi perdebatan di era globalisasi saat ini. Dimana tingkat kesejahteraan seseorang berbanding lurus dengan tingkat pendidikannya.

Kyai Asep yang juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Amanatul Umma serta pendiri Pergunu tersebut dalam narasinya mengajak lembaga pendidikan untuk bergerak dengan pola pikir yang out of the box. Juga bahwa pendidik tidak bisa berada pada posisi take in granted yang justru menggiring generasi milenial pada arus globalisasi dan kesesatan.

“Oleh karena itu, dengan peraturan formal maupun non formal, para pendidik harus mampu membangun rambu-rambu ajaran agama, etika, norma, adab, nilai-nilai luhur bangsa yang membimbing peserta didik sebagaimana kita cita-citakan,” Terang K.H Asep

Joko Widodo  dalam sambutannya mengucapakan selamat atas pengukuhan tersebut. Gelar guru besar menurut Presiden, merupakan bentuk pengakuan tertinggi atas kontribusi KH. Asep di bidang pendidikan.

“Saya mengikuti terus perjuangan beliau. Bapak Kiai Asep, dalam mengembangkan dan mewujudkan manusia unggul dan berakhlakul karimah. Bukan hanya melalui pemikiran-pemikiran yang beliau sampaikan di banyak kesempatan tetapi yang lebih penting lagi adalah melalui kiprah dan karya yang beliau ciptakan,” ucap Presiden.

Asep Saifuddin, menurut Presiden juga dikenal memiliki perhatian besar dalam meningkatkan kualitas guru dan pesantren. Banyak program dan inovasi yang dilakukan oleh Kyai Asep dalam mengembangkan pendidikan. “Saya dengar Anggota PERGUNU juga didorong untuk membuat gerakan teacher-preneur, memberdayakan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan menerapkan kearifan local dan sudah memanfaatkan teknologi digital. Ini semua adalah kiprah yang layak kita apresiasi,” pungkas Presiden. (yn)

 

 

 

 

Post Comment