Somalia dan Cerita Di Baliknya
FEATURES

Somalia dan Cerita Di Baliknya

Di siang yang terik, selepas Salat Jumat, reporter Solidaritas mewawancarai Mohammed Omar, Maba (mahasiswa baru) UINSA asal Repubulik Federal Somalia. Ia mengambil program studi Ilmu Kelautan di Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek).

I have brother in Jakarta. He gives me recommendation to choose this university (UINSA). (Saya mempunyai kakak di Jakarta. Dia memberiku rekomendasi untuk memilih universitas ini (UINSA),” tutur laki-laki yang tengah mengenakan atribut baju PBAK itu (16/8).

Laki-laki berusia dua puluh satu tahun itu, putra kedua belas dari delapan belas bersaudara. Seperti juga Omar, saudara-saudaranya juga berkuliah di luar negeri.  Dari keterangannya diketahui, bahwa ia memiliki saudara yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Malang dan Jakarta. Omar sendiri memilih UINSA atas rekomendasi kakanya yang sedang menempuh studi di Jakarta.

Selain Omar, ada 3 mahasiswa lain yang  berasal dari Somalia, yang dikenal dengan Tanduk Afrika. Ia dan ketiga temannya mendapat beasiswa dari negara asalnya, Somalia. Satu dari temannya mengambil Prodi yang sama dengan Omar. Sisanya mengambil prodi yang berbeda-beda. Satunya mengambil Prodi Sistem Informasi dan satu lagi memilih Arsitektur.

Keempatnya telah tiba di Indonesia semenjak Desember 2018. Namun baru bisa mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di tahun 2019. Hal terebut dikarenakan mereka harus mengikuti program dari Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) UINSA selama beberapa bulan.

Dalam pembelajaran di P2B, mereka mendapatkan materi seputar budaya, tulisan dan pelafalan Bahasa Indonesia. Sehingga memudahkan mereka dalam berkomunikasi selama kuliah di Indonesia.

Dari Asep Abbas Abdullah, dosen pembimbing BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di bidang lisan, diketahui bahwa Omar masih kesulitas dalam menggunakan bahasa Indonesia di kegiatan sehari-hari. Selama proses wawancara pun, reporter Solidaritas harus menggunakan bahasa Inggris, agar terjalin komunikasi yang efektif. Omar sendiri sempat berkeinginan mengambil kelas tambahan Bahas aIndonesia, namun urung.

Asep sendiri  memberi saran kepada semua mahasiswa asing asal Somalia untuk tetap tinggal di Pesantren Mahasiswa (Pesma) UINSA. Tujuannya, agar mereka tetap bisa berkomunikasi dengan teman Indonesia yang lain dan semakin terasah kemampuan berbahasa Indonesianya. (ily/itn)

 

 

Post Comment