MediaSolidaritas.com — Aksi demonstrasi menolak revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Senin (24/3) berujung ricuh. Terjadi bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian tergabung. Akibat bentrokan tersebut, sejumlah massa aksi mengalami luka-luka.
Kericuhan mulai terjadi sekitar pukul 16.25 WIB setelah sebagian massa melempar botol dan batu ke arah aparat kepolisian yang berjaga. Aparat sempat berusaha meredam aksi. Namun pada pukul 16.45 WIB, aparat mulai menembakkan water cannon ke arah massa.
Tindakan itu justru memicu kemarahan para demonstran. Situasi semakin tidak terkendali karena massa berusaha membobol barikade kawat yang dipasang di depan Gedung Negara Grahadi. Usaha untuk membobol barikade kawat tersebut menyebabkan beberapa orang mengalami luka-luka.
Menurut keterangan Paramedis dari Bonek Disaster Response Team, Fadil, menerangkan setidaknya ada enam orang mengalami luka robek di tangan, kaki, bahkan wajah akibat barikade kawat.
“Untuk korban tadi ada 6 orang, kebanyakan luka robek semua akibat pagar kawat besi. Info yang saya dapat dari rekan paramedis, di posko medis belakang Patung Taman Apsari itu sempat crowded (demonstran yang terluka, red). Unit ambulans dari sisi timur tadi diminta untuk merapat ke Taman Apsari. Tetapi karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan, saya dan tim lebih memilih untuk tidak ke sana karena alasan keamanan,” tulisnya ketika diwawancarai tim Solidaritas melalui WhatsApp.
Tak hanya itu, korban-korban dengan luka yang cukup serius langsung diberi penanganan medis dan segera dirujuk ke rumah sakit Universitas Airlangga. Fadil mengatakan setidaknya ada tiga posko medis yang disiapkan untuk menangani korban aksi, yakni di belakang Patung Taman Apsari, di sisi timur Alun-Alun Surabaya, dan di depan SMA Trimurti.
Dalam proses evakuasi korban, ada enam unit ambulans yang dikerahkan, di antaranya terdiri dari tiga unit dari Bonek Disaster Response Team, satu unit dari Paramedis Jalanan, dan dua unit dari Humanies Project.
Dilansir dari akun X resmi Humanies Project, beberapa kali ambulans dari tim mereka mengalami pengusiran dari lokasi berjaga. Pengusiran ini diduga dilakukan oleh petugas keamanan dan warga sekitar. Meski sempat mengalami kendala, ambulans akhirnya dapat menempati posisi aman dan tetap bersiaga untuk membantu korban di lokasi aksi.
Selain korban luka, sejumlah demonstran juga dilaporkan ditangkap oleh aparat kepolisian. Fadil menyebutkan bahwa banyak demonstran yang diamankan disertai dengan tindak kekerasan.
“Untuk yang selamat kurang tahu, cuma sudah banyak yang ketangkap dibarengi dengan kekerasan dari oknum polisi. Info terakhir yang saya dapat, terjadi chaos di area Delta Plaza, banyak yang ditangkap,” tambahnya.
Tim Solidaritas berusaha untuk menghubungi Paramedis Jalanan Surabaya untuk mengonfirmasi terkait jumlah korban luka-luka dari aksi penolakan RUU TNI tersebut. Namun, hingga kini masih belum ada jawaban lebih lanjut.
Reporter: Tasha Faradilla
Editor: Nurlaily Zuhrah