BERITA

Annisa: Wisuda Bukanlah “Wis Udah”

Solidaritas-uinsa.org – Prosesi acara wisuda UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang ke-80 telah meluluskan 1127 wisudawan. Wisuda sesi dua dikuti 561 wisudawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum), dan Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK). Sebagaimana tradisi wisuda sebelumnya, penghargaan wisudawan terbaik prestasi akademik maupun non akademik diumumkan pada prosesi wisuda.

Salah satu wisudawan terbaik dengan prestasi Akademik Program Sarjana diraih Annisa Shah Rizky dari Prodi Ilmu Komunikasi (Ilkom) dengan IPK 3,77. Annisa dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok perempuan yang cerdas. Selain kuliah perempuan asal Sidoarjo ini juga aktif di berbagai kegiatan.

Meski disibukkan dengan berbagai aktifitas, perempuan yang aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Ilkom dan pendiri  usaha “Sego Bontot,” mempunyai prinsip yang selalu ia pegang teguh,  “mencari ilmu, organisasi dan berwirausaha.”

Usaha rintisannya mendapat banyak tanggapan positif dari masyarakat. Banyak masyarakat tertarik untuk memesan “Sego Bontot.” Pemesan “Sego Bontot” miliknya sudah merambah ke luar kota. Selain itu Annisa mendapat Beasiswa Unggulan Teknologi Industri Kreatif (BUTIK) CIMB Niaga.

Annisa mengakui bangga dan mendapatkan banyak pengalaman dari bangku kuliah, “Aku bangga jadi bagian keluarga besar FDK, banyak pengalaman, banyak belajar, banyak proses, proses mental terlebih yah, dimarahin dosen lah, pola pikir lah,” ungkap Annisa ketika diwawancarai melalui whatsap (23/08/2017).

Dengan adanya gelar wisudawan terbaik, Annisa berharap ilmunya bisa bermanfaat dengan baik dan menambah nilai jual di masyarakat. Tidak pernah berhenti untuk menimba ilmu, karena ilmu jembatan untuk menggapai semua, itulah salah satu pesan yang disampaikan Annisa. “Wisuda bukanlah ‘wis udah’, tapi kita bakal ada di perjalanan baru, awal baru dan gunakan ilmu-ilmu yang kita punya di kehidupan nyata dan jangan pernah putus Silaturahmi”. Ungkap Annisa

Rencana menjadi wisudawan terbaik tidak ada di benaknya. Dalam benaknya terbaik belum tentu terbaik, tapi terbaik udah tentu  beruntung. Selama perkuliahan, dia mengaku selalu mencoba memberikan yang terbaik di setiap mata kuliahnya. “Rencana tidak ada, dapat terbaik jurusan udah bersyukur, ini terbaik fakultas, i’m shock, but thanks Allah,” tutupnya.(wij)

Post Comment