Solidaritas-uinsa.org—Saat pelaksanaan PKK-MB FISIP UINSA hari ketiga (30/8) panitia melarang pihak keamanan yang terdiri dari anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) berjaga di dalam ruangan, lantai 1 gedung B Multimedia Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Anggota Menwa wanita yang saat itu di dalam ruangan bersama salah satu wartawan Solidaritas diminta berjaga di luar. Sempat terjadi adu mulut di antara mereka. Menwa yang saat itu bertugas merasa tidak nyaman karena perintah itu.
Panitia melarang Menwa berada di dalam dengan alasan adanya Menwa di dalam ruangan dapat mengganggu fokus peserta PKK-MB. “Alasannya itu ya, jadi udah coba dibicarain itu, katanya menyangkut maba juga agar lebih mengenal panitia dari DEMA FISIP. Untuk pihak lain seperti Menwa, pers itu diberikan ruangan saja, dibatasi,” ujar Fitria, 19, perwakilan Menwa yang bertugas di FISIP.
Ketika dikonfirmasi kepada Ketua DEMA FISIP perihal panitia yang mensterilkan ruang forum agar forum terfokuskan mengaku kurang mengetahui perihal Menwa tersebut. “Wah saya kurang tahu. Soalnya emang yang saya suruh kan dari pada panitia berceceran kan lebih baik masuk ke ruang panitia, tapi kalo soal Menwa ini saya kurang tahu. Soalnya saya sendiri juga merasa bahwa mereka (panitia) gak salah, karena memang kalau bisa forum ini harus bersih,” ungkap lelaki yang akrab disapa Amin, 20, itu.
Saat ditanya lebih dalam mengenai kejadian ini Amin kemudian melemparkan kepada Sekretaris DEMA FISIP, Udai, 21, yang mengetahui kronologi kejadian. “Dengan pertimbangan kondusifitas forum dan fokusnya forum, ditambah kemarin ada mahasiswa cewek yang tanya mas di tentara-tentara itu, aku kok ngeri yah. Takutnya nanti digerebek-gerebek gitu. Saya sendiri pun ketika pertama masuk UIN ketika lihat tentara-tentara gitu ya takut,” jelasnya.
Beberapa mahasiswa yang ditanya kesan saat melihat Menwa, memberikan respon berbeda. Vivin, 21, mahasiswa prodi Hubungan Internasional mengaku sama sekali tidak takut dengan Menwa yang berpakaian tentara. Sedikit berbeda dengan pernyataan Vivin, Indah mahasiswa prodi Sosiologi menuturkan tidak takut, hanya sedikit ngeri seolah harus menjaga sikapnya ketika ada Menwa yang mengawasi.
Namun beberapa saat situasi terokontrol kembali. Sekretaris Dema FISIP memaparkan masalahnya sudah clear. Pihak Menwa menerima hasil negosiasi, mengalah, dan memutuskan berjaga di luar ruang, sesekali menengok ke dalam untuk melihat situasi forum. Kedua pihak juga menerima dengan baik hasil dari negosiasi tersebut, terutama pihak Menwa yang sudah menerima permintaan maaf dari panitia FISIP. (ada/yuz)