Mediasolidaritas.com – Hasil sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1446 H yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI di Jakarta pada Jumat (28/2) malam menunjukkan bahwa umat muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa lebih dahulu pada Sabtu (1/3) daripada negara di Asia Tenggara lainnya seperti Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura yang baru memulai puasa pada Minggu (2/3).
Saat mengumumkan hasil sidang isbat, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menjelaskan adanya perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasi yang menyebabkan Indonesia memulai puasa satu hari lebih awal daripada negara tetangganya yang tergabung dalam MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei Darusalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
“Jadi walaupun Malaysia dan Brunei berdekatan dengan Indonesia, sudut elongasinya memang sedikit berbeda dan negara-negara tersebut juga belum menemukan hilal di sana,” ungkap pria berkacamata itu.
Rukyat hilal di Indonesia sendiri dilakukan di 125 titik yang tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke.
Menurut press release pada laman kemenag.go.id, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadan 1446 H ada yang telah memenuhi kriteria tinggi hilal yaitu minimum 3 derajat dan sudut elongasi minimum 6,4 derajat.
Hal ini sesuai dengan kriteria baru yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang menyepakati tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Menag mengungkapkan, di wilayah Barat Laut di Provinsi Aceh termasuk di Sabang dan Banda Aceh telah memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS yaitu 3-6,4 derajat.
“Tadi dilaporkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masayarakat (Dirjen Bimas) Islam, bahwa ada dua perukyah di Aceh yang melihat hilal dan keduanya juga telah disumpah atas pernyataannya tersebut,” jelas pria kelahiran Sulawesi Selatan itu.
Nasaruddin menegaskan, jika Indonesia merupakan satu wilayah hukum yang dimana jika ada orang yang menyaksikan hilal lalu disumpah oleh pengadilan agama, maka hal tersebut berlaku untuk seluruh Indonesia.
“Karena alasan tersebut, Sidang Isbat menyepakati 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu (1/3) 2025,” terang Menag.
Wakil Kementerian Agama (Wamenag) RI Muhammad Syafi’i menjelaskan bahwa perbedaan waktu dengan negara tetangga adalah hal yang biasa dan tidak ada perdebatan dengan duta-duta dari negara tetangga lainnya.
“Itu kan antara hilal dan sudut elongasinya sedikit berbeda. Kalau kita dari dulu nampak di Aceh berlaku untuk seluruh Indonesia, nampak di NTT berlaku untuk seluruh Indonesia. Mungkin itulah yang menyebabkan berbeda,” jelas pria kelahiran Medan tersebut.
Penulis: Nadiya Putri Intan Nur Rahmadhani & Lubna Ya’ni A. V
Editor : Dewi Aisyah Alya Pratiwi