MediaSolidaritas.com – Pemberian materi manajemen kepemimpinan kepada mahasiswa baru (maba) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) di hari terakhir Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada Kamis (15/08) berlangsung dengan kondusif.
Materi manajemen kepemimpinan tersebut diisi oleh Muhammad Fahrul, alumni dari UINSA. Ia berpendapat jika manajemen kepemimpinan sangat dibutuhkan, terutama untuk mahasiswa baru yang notabenenya membutuhkan kesiapan mental dan fisik.
Fahrul menganalogikan manajemen kepemimpinan dengan virus Covid-19 yang menggemparkan dunia beberapa tahun lalu. Pada saat virus Covid-19 mewabah, hal itu menyebabkan masyarakat jadi selalu menjaga jarak antar sesama. Akibatnya, banyak orang menjadi lebih introvert dan terlalu sering bermain ponsel tanpa peduli dengan apa yang terjadi di sekitar mereka.
Meskipun saat ini wabah virus Covid-19 sudah sirna, sikap individual tersebut ternyata masih melekat dan menyebabkan berkurangnya sikap kemasyarakatan sekaligus kepemimpinan banyak orang.
“Dulu, saat warung-warung kopi masih ramai, banyak orang bercanda, belajar dan lain-lain. Akan tetapi sekarang sepi, kebanyakan cuma berbaring di kamar, malas-malasan,” tuturnya
Dalam materinya, ia menjelaskan tentang Quarter Life Crisis (QLC), yakni dimana fase seseorang berada di fase baru lulus sekolah ataupun hendak menuju tangga kedewasaan. Di dalam fase ini, seseorang pasti akan menemukan dimana ia harus memiliki tujuan hidup, rancangan hingga pandangan ke depan yang lebih luas.
Relevansinya, QLC dengan kepemimpinan ini sebagaimana dalam manajemen kepemimpinan, maka dalam diri seseorang sangat dibutuhkan mengenai pengetahuan dan koreksi masa lalu, masa kini, dan pandangan akan masa depan. Sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan dimasa depan dengan perencanaan yang matang. Dalam hal lain, juga dapat diartikan agar kita tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.
Selaras dengan Fahrul, Avita Nawangsari selaku Ketua pelaksana PBAK FPK turut beranggapan bahwa materi manajemen kepemimpinan ini sangatlah penting. Hal ini bertujuan agar seorang mahasiswa baru dapat membawa dirinya lebih baik dan terarah tujuannya di dunia perkuliahan.
“Penting sih disampaikan ke mahasiswa baru, soalnya kan kepemimpinan atau leadership juga penting bagi setiap mahasiswa, baik di bidang organisasi maupun pada waktu perkuliahan juga,” tambahnya.
Avita mengatakan dalam kehidupan masa kini, people skill merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki tiap orang. Kepemimpinan ini bertujuan agar mahasiswa dapat membawa diri lebih baik lagi, menentukan tujuan serta dapat menanggulangi resiko dimasa yang akan datang.
Menanggapi materi yang disampaikan, Ifita Sari sebagai mahasiswa baru Program Studi (Prodi) Gizi mengatakan materi ini sangatlah berguna dan penting bagi dirinya dan teman-temannya. Ia jadi lebih paham dan mengetahui bagaimana mengantisipasi resiko dan bagaimana cara ia bersikap di lingkungan perkuliahan ini.
Menurutnya, kehidupan perkuliahan terdapat begitu banyaknya dinamika yang krusial jika tidak dihadapi dengan baik. Begitu banyak orang yang tidak dapat menentukan tujuannya, sehingga tidak bersungguh-sungguh dalam perkuliahan dan akhirnya mengalami kegagalan.
“Pada dinamika seperti ini, hanya dapat diatasi dengan mawas diri yang dimana awalnya kita harus memahami apa sebenarnya awal tujuan pergi ke dunia perkuliahan ini dan harus pandai dalam mengatur waktu dan kesempatan yang ada disekitar,” pungkas Ifita.
Reporter: Anisah Ramadhani, Nur Muhammad Askandar
Editor: Tasha Faradilla Ramadhani