Bekali Generasi Pers Mahasiswa Melalui Diklat EYD dan Presisi
BERITA

Bekali Generasi Pers Mahasiswa Melalui Diklat EYD dan Presisi

Solidaritas-uinsa.org – Diklat EYD dan Presisi yang diadakan LPM Solidaritas terlaksana di Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan E1 Lantai 2. Selama dua hari (2-3/4), inilah yang menentukan dan menjadi hasil kerja para panitia yang terdiri dari pengurus LPM Solidaritas UINSA, sejak melakukan persiapan sampai pelaksanaannya. “Dengan tema Membentuk Generasi Persma yang Tepat Kata dan Data ini, semoga apa yang menjadi agenda besar kita dalam mewujudkan dunia pers kampus sebagai pengawal kebijakan kampus, dengan cara memberikan informasi data yang informatif dan akurat bisa berjalan sesuai dengan fungsinya,” tutur Toyiz Zaman selaku Ketua Panitia Diklat tersebut.

Tahun sebelumnya, kegiatan diklat EYD dan Presisi dilaksanakan pada jadwal yang berbeda, untuk periode ini dilaksanakan dalam satu kegiatan dengan satu tema yang berlangsung dari pukul 8.00 pagi hingga 16.00. Selain maganger (anggota magang, red) LPM Solidaritas, panitia juga mengundang perwakilan LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) se-UINSA sebagai peserta. Acara ini menghadirkan narasumber yang memang sudah expert (ahli) di bidangnya, di antaranya berasal dari Dewan Pers, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Pemimpin Redaksi majalah Derap Desa, dan Dosen Universitas Airlangga Surabaya.

Tidak hanya menyajikan materi-materi saja, panitia turut memberikan kesempatan kepada personil Uzikustik dari Fakultas Adab dan Humaniora UINSA menghibur seluruh peserta saat pembukaan acara. “Senang dan excited (gembira) sekali bisa menghibur, dan karena responnya baik jadi double (dua kali lipat) juga senangnya,” ungkap Kun Mar’atul Fauziyah, vokalis Uzikustik.

Para panitia merasa cukup puas dengan penyelenggaraan diklat, “Antusiasme teman-teman maganger juga begitu besar, luar biasa sekali,” ungkap Toyiz Zaman. Selain panitia, para peserta juga merasa cukup puas dengan jalannya kegiatan ini, “Diklat kemarin menarik dan bagus, banyak ilmu yang bisa diambil. Harapan saya adalah baik peserta maupun panitia dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat,” tutur Wiji, salah satu peserta diklat yang juga maganger LPM Solidaritas.

Terlepas dari apa saja yang terjadi selama proses penyelenggaraan acara ini, hasil akhir bukan tujuan yang ingin dicapai dalam acara ini, melainkan pelajaran baru untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan berikutnya. Terlebih lagi dengan adanya antusiasme dari orang-orang yang terlibat merupakan nilai lebih dari suksesnya suatu acara. Hal ini seperti yang dilontarkan Toyiz, “Ditunjuk sebagai ketua panitia pada diklat kali ini cukup menambah kebingungan saya, terlepas sukses atau tidaknya, ini harus menjadi bahan pelajaran untuk proses ke depannya lagi. Dalam setiap agenda semacam ini, selain kerja sama juga menjadi jalan silaturrahim bagi semuanya.”

“Yang jelas saya ucapkan terima kasih kepada semua pemateri yang hadir, juga PU (Pemimpin Umum) LPM Solidaritas yang senantiasa membimbing dan memberi arahan, teman-teman yang telah bekerja sama dan bekerja keras, maganger dan undangan LPM se-UINSA yang menyempatkan hadir, serta para senior baik yang telah hadir maupun yang belum sempat,” pungkasnya. (Sita)

Post Comment