Solidaritas-Uinsa.Org, Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs atau CSS MORA UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan talkshow bersama Asma Nadia dan Aguk Irawan kemarin (16/4). Talkshow yang yang bertemakan “Mari Menulis; Ekspresikan Idemu, Lejitkan Namamu” tersebut dimulai sejak pukul 08.56 WIB di Auditorium UINSA. Acara yang merupakan puncak dari rangkaian dies natalis CSS Mora ke 7 ini, diawali dengan penampilan Banjari. Kemudian dibuka oleh Dr. H. Abu Azam, yang merupakan pengelola PBSB CSS Mora.
Resep menulis
Aguk Irawan yang didaulat sebagai narasumber memulai jalannya acara dengan antusias. Pria yang juga penulis novel bestseller Haji Backpacker dan Maha Cinta ini memberikan resep dalam menulis. Ia berpesan bahwa dalam memulai karir sebagai penulis, seseorang terlebih dahulu harus mempunyai motivasi dan kepekaan. Sebab, menurutnya, seorang penulis rentan mudah menyerah dalam menyelesaikan tulisannya. Sedang dalam kepekaan, menurutnya, jika penulis pemula peka terhadap situasi, ia akan lebih mudah mendapatkan inspirasi. Ia juga menambahkan dalam menulis, seseorang harus mempunyai deadline agar bisa merampungkan tulisannya tepat waktu.
Tidak jauh berbeda dengan Aguk Irawan, Asma Nadia yang juga didapuk sebagai keynote speaker juga memberikan ulasan yang sama. Asma mengatakan, dalam menulis hal terbesar yag dibutuhkan adalah kerja keras. “Dalam menulis kita perlu 90% kerja keras, 5% bakat dan 5% keberuntungan.” Ungkapnya yang disambut riuh para peserta. Penulis novel best seller Assalamualaikum Beijing, ini juga menambahkan lima hal yang perlu dihindari penulis di antaranya: Judul yang tidak menarik; opening yang bertele-tele; konflik tidak mengena; pesan verbal dan ending yang tidak jelas.
Dalam menutup talkshow tersebut, Asma berpesan bahwa menulis adalah hal yang bermanfaat. Selain sebagai amal jariyah juga sebagai media dakwah. (rid)