Mediasolidaritas.com – Wisuda ke-104 Universitas Islam Negari Sunan Ampel (UINSA) Surabaya hari kedua dilaksanakan pada Sabtu (19/8) di gedung Sport Center. Ini menjadi pertama kalinya UINSA menggelar acara wisuda selama 3 hari, terhitung dari Jumat (18/8), Sabtu (19/8) dan Minggu (20/8). Diikuti total 2.645 wisudawan dari program Sarjana dan Pascasarjana.
Melonjaknya peserta wisuda ke-104 cukup signifikan karena pada wisuda ke-103 total peserta hanya mencapai angka 814 wisudawan. Pembagian pada hari pertama diikuti oleh wisudawan dari Pascasarjana, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dan juga Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP).
Hari kedua terdiri dari wisudawan Fakultas Adab dan Humanioran (FAHUM), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK). Selebihnya, hari ketiga diikuti oleh wisudawan dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Rektor UINSA, Akhmad Muzakki, mengaku wisuda kali ini adalah yang terbesar dalam sejarah sejak UINSA didirikan. Muzakki juga memberikan alasan pembagian wisuda selama 3 hari dikarenakan jumlah peserta yang melebihi kapasitas.
“Total jumlah 2.645 wisudawan, mana ada gedung yang bisa memenuhi angka segitu. Satu anak wisudawan pasti yang antar rombongan satu mobil. Kalau dengan jumlah segitu dijadikan satu, mungkin bisa mengakibatkan macet kali ya,” jelasnya.
Muzakki berpendapat bahwa penting untuk menjaga nama baik UINSA. Jika wisuda ke-104 dilaksanakan selama satu hari dengan jumlah peserta tersebut, kemungkinan besar UINSA akan dicaci maki oleh warga sekitar karena menyebabkan kemacetan sepanjang jalan.
“Karena jumlah peserta 2.645 jadi kita mengelola dengan baik. Kita bagi, kemarin 752, sekarang 941 dan besok 952. Supaya wisuda ini terdisiplinkan dengan baik,” ujar pria kelahiran tahun 1974 tersebut.
Wisuda yang dilaksanakan pada semester genap jumlah pesertanya lebih banyak daripada yang dilaksanakan pada semester ganjil. Ini sudah menjadi tren yang berkembang. Universitas pun memiliki kebijakan untuk mendorong mahasiswa agar segera menyelesaikan studinya.
“Jadi universitas bikin kebijakan ke semua fakultas untuk melakukan pendampingan kepada mahasiswa yang sudah dalam tahap penyelesaian akhir (skripsi). Nah itu kita dampingi besar-besaran, berbondong-bondong supaya membantu orangtua dan diri mereka sendiri,” Ujar Muzakki saat diwawancara pada Sabtu (19/8)
Adapun mengenai pembagian wisudawan terbaik terbagi menjadi dua kategori, yakni mahasiswa prestasi akademik dan mahasiswa prestasi khusus. Untuk yang khusus bisa diambil dari cabang olahraga dan seni, tahfidz dan publikasi ilmiah. Namun, terdapat ketentuan lain supaya bisa menyandang gelar wisudawan terbaik selain berprestasi yaitu dilakukan pembobotan Satuan Kredit Ekstra Kulikuler (SKEK). Hal itu juga diterangkan oleh Rektor UINSA,
“Maka meskipun berspekulasi ‘loh saya kok gak dapet penghargaan, kan saya hapal 30 juz’. Ingat, SKEK-nya berapa. Diluar dia, SKEK-nya ada yang jauh lebih besar. Makanya kan selalu disebutkan, nah itu maksudnya agar semua mahasiswa ini punya aktivitas menjadi aktivis. Aktivis bidang apa saja. Karena pintar akademik saja tidak cukup, untuk menyambut masa depan butuh kecakapan hidup,” tutupnya.
Reporter: Rizki Cahyani, Tasha Faradilla