Dan Terjadi Lagi, Waspada Mafia Pencurian Uang Loker Perpustakaan UINSA
BERITA

Dan Terjadi Lagi, Waspada Mafia Pencurian Uang Loker Perpustakaan UINSA

MediaSolidaritas.com – Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Aisyah mengalami kejadian nahas. Uang yang dibawanya sejumlah Rp1.800.000 raib digondol pencuri di Perpustakaan UINSA Kampus A. Yani pada Kamis (7/3).

Uang yang baru ditukar dari money changer itu ditaruhnya dalam dompet dan ditinggal dalam loker perpustakaan. Korban menyadari kejanggalan ketika hendak mengambil tas, dirinya melihat posisi dompet yang berubah, tidak seperti semula ketika ditinggalkan.

“Waktu aku buka tas, aku sadar kalau posisi dompet terbalik dan letaknya di dekat kancing atas yang seharusnya dompet ada di bagian bawah tas,” cerita gadis asal Medan itu.

Korbanpun seketika mengecek isi dompetnya. Bak diterjang hujan setelah kemarau panjang, Aisyah yang jarang menaruh uang di dompet, ketika itu kebetulan sedang menaruh banyak uang di dompetnya mengalami pencurian.

Gadis berkacamata itu tidak tinggal diam, dirinya melapor pada petugas keamanan perpustakaan. Korban meminta agar diputarkan Closed Circuit Television (CCTV) di area loker dekat pintu, tempatnya menaruh tas. Namun, Budi Sutarto selaku petugas keamanan perpustakaan tidak dapat menyanggupi permintaan korban dikarenakan CCTV sedang rusak, sehingga kejadian tidak terekam oleh kamera CCTV.

Budi Sutarto menjelaskan pada korban jika hal ini bukan pertama kalinya, dan Aisyah menjadi rekor dengan jumlah uang terbanyak yang dicuri.

Kepala Perpustakaan UINSA Evi Fatimatur Rusydiah menyampaikan keterangannya pada tim Solidaritas, Minggu (10/3), bahwasanya apabila korban meminta ganti rugi perlu adanya diskusi kembali dikarenakan tanggung jawab bersama.

“Hari Rabu besok saya berniat memanggil mereka (red, korban) dan kami siap bertanggung jawab.  Artinya, jika 100% ya tidak mungkin, pastinya win-win karena dia juga sembrono, karena sudah ada larangan tapi tidak diperhatikan. Intinya perpustakaan tidak akan lepas tangan,” tegas wanita berkacamata itu.

Evi menjelaskan bahwa kini perpustakaan telah meningkatkan keamanan dari mengganti CCTV yang rusak dan mengganti seluruh kunci loker. Sehingga pemustaka yang berkunjung wajib untuk meminjam kunci loker.

“CCTV sekarang sudah hidup, karena kemarin waktu kena hujan kayaknya jadi tidak bisa merekam semuanya. Tapi sebelumnya kami dapatkan rekaman tidak ada kejadian yang aneh. Tiga hari setelah kejadian tersebut saya tracking pun juga sudah tidak ada masalah,” tambahnya.

Aisyah sendiri sebagai korban menyatakan kekecewaannya terhadap pihak perpustakaan.

“Kami mengharapkan keamanan ketika berkegiatan. Terlepas dari keteledoran yang aku atau teman-teman lainnya lakukan. Keamanan preventif seperti CCTV dan keamanan oleh pihak perpustakaan itu penting. Belum ada tindak lanjut pertanggungjawaban yang dilakukan perpustakaan selain dari kata maaf doang,” ujar gadis berhijab itu.

Aisyah menambahkan bahwa dirinya berharap agar keamanan perpustakaan dapat lebih ditingkatkan.

“Dan juga dari segi birokrasi dan aturan di UINSA itu lebih dipermudah agar seandainya pihak perpus sudah melaporkan kejadian ini, seharusnya pihak rektorat gercep (red, gerak cepat) dalam memperbaiki CCTV agar pihak perpus dapat bertindak segera tanpa menunggu dari atas. Sifat tunggu-tungguan itu yang menurutku ribet dan aku berharap itu dapat dihilangkan,” tandas Aisyah.

 

Reporter: Dewi Aisyah Alya Pratiwi

Editor: Istiana Agus Saputri

 

Post Comment