Solidaritas-uinsa.org—Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) prodi Hubungan Internasional secara terbuka melaksanakan debat kandidat calon Ketua Himpunan Mahasiswa (Kahima) 2017 (16/3) di gedung FISIP. Sistem ini merupakan pertama kali yang dilaksanakan setelah periode sebelumnya pengangkatan Kahima menggunakan sistem aklamasi. “Kita berharap sistem demokrasi ini agar lebih terbuka dan membantu yang terpilih,” ungkap Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional saat ini, Alfiani Awalin.
Periode kali ini menggunakan sistem demokrasi layaknya pemilihan ketua himpunan mahasiswa di program studi lainnya. Calon ketua dipilih oleh seluruh mahasiswa Hubungan Internasional yang masih menyandang status sebagai mahasiswa aktif pada Jumat (17/3). Kedua pasangan calon (paslon) beradu retorika dan visi-misi tampil di depan. Pasangan calon pertama Ahmad Wildan Jundullah-Sutriwarno memaparkan visi-misinya, “Membangun komunikasi dan akselarasi minat belajar mahasiswa,” ungkap lelaki yang akrab disapa Wildan. Sedangkan nomor urut dua, pasangan calon Fahmi Hidayat-Muhammad Syamsul Arif juga mengutarakan visi-misinya berupa menciptakan ekosistem inovatif, agamis dan interaktif.
Debat terbuka ini dihadiri 69 mahasiswa Hubungan Internasional dari berbagai tingkatan semester untuk memberikan dukungan bagi kedua pasangan calon agar benar-benar megetahui kapasitas paslon Kahima Hubungan Internasional periode ini. Agar acara debat kandidat berjalan secara profesional panitia memberikan empat sesi pernyataan. Pertama, program kerja pengurus sebelumnya. Kedua, sumber daya manusia di prodi Hubungan Internasional. Ketiga, tentang kekompakan pengurus sebelumnya. Empat, hubungan pengurus terpilih dengan prodi lainnya.
Sempat terjadi insiden dari paslon nomor urut 2 yang menolak menjawab ketika dari sebagian penonton tidak memperhatikan pemaparan jawaban paslon. Suasana kembali cair setelah beberapa saat dengan permintaan agar durasinya diulang.
Menjelang penutupan acara, kedua paslon dicecar pertanyaan mengenai anggaran dana di prodi Hubungan Internasional yang selalu sulit untuk dicairkan. Juga adanya ketimpangan antara dana yang ada dengan kebutuhan prodi HI yang cukup besar bagi mahasiswa. Kandidat memberikan pernyataan yang berbeda. Wildan dari nomor urut 1 memberikan jawaban dengan penggalangan dana serta amal, sedangkan Fahmi nomor urut 2 akan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Alfiani, Ketua aktif mengaku akan terus berusaha menunjukkan kepada himpunan yang lain meskipun tidak didukung secara penuh. “Kita minta audiensi kepada fakultas (FISIP, Red) mengenai transparansi dana,” imbuhnya saat menutup wawancara. (hmd)