Dibalik Jargon Ikonik FISIP UINSA #IKIFISIPCOK
BERITA

Dibalik Jargon Ikonik FISIP UINSA #IKIFISIPCOK

MediaSolidaritas.com —  Terdengar pria berjas hijau dengan almamater Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berteriak “FISIP Garis Keras” dengan lantang di depan para mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022.

Para mahasiswa baru pun mengikuti arahan pria tersebut dengan menyahuti “Iki FISIP cok!”.

Mendengar kata cok di Jawa Timur terutama Surabaya merupakan sebuah hal yang biasa. Kata ini memiliki banyak makna. Bisa berarti mengumpat, bisa juga memuji sesuatu. Tergantung pada konteks apa yang dibicarakan. Namun, pada umumnya kata ini dinilai sebagai umpatan kasar.

Tetapi, hal ini berbeda bagi FISIP. Kata cok bagi FISIP memiliki makna tersendiri.

Ketua Senat Mahasiswa FISIP Faizul Kamal menyatakan bahwa cok yang dimaksud adalah singkatan dari Cerdas, Organisatoris, dan Kritis Kreatif.

“Itu relevan dengan Tiga Gerakan Kaki FISIP. Yakni akademis, aktivis, dan spiritualis,” ujar mahasiswa Ilmu Politik tersebut.

Jargon ikonik ini merupakan warisan dari para alumni sehingga sudah melekat pada FISIP UINSA. Secara esensi, cok dijadikan sebagai perangkul mahasiswa baru yang latar belakangnya sangat kompleks.

“Tidak semua mahasiswa FISIP berlatarbelakang santri dan tidak semua memiliki peran agamis yang kental. Jadi sudah tugas teman-teman untuk merangkul semua kalangan,” jelas pria yang kerap disapa Kamal tersebut.

Salah satu Maba FISIP Salwa Cantika menyatakan bahwa awalnya ia terkejut mendengar kata cok di area UINSA, terlebih dikatakan terang-terangan waktu forum PBAK.

“Awalnya kaget ya. UINSA ini kan kampus Islam, kok cok gini. Tapi setelah tahu maknanya jadi paham,” ujar mahasiswi asal Surabaya tersebut.

Moh. Syaeful Bahar Wakil Dekan 3 FISIP beranggapan bahwa hal itu adalah bagian dari membangun keakraban, karena ungkapan tersebut sudah melekat dalam budaya masyarakat Surabaya.

“Saya kira hal tersebut sah-sah saja, karena saya yakin panitianya orang-orang baik. Mereka sedang ingin mengikat mahasiswa baru menjadi bagian dari keluarga dekat dengan para senior,” tutur pria berkacamata tersebut.

Wakil Ketua Umum IKA PMII Jawa Timur itu juga menambahkan bahwa hal tersebut bukan mengajarkan kepada mereka untuk berlaku tidak sopan, karena nyatanya pendidikan karakter dikenalkan pada mereka tentang disiplin dan tentang moralitas. (Mutiara Nasywa Kirana – Tanaya Az Zhara)

Post Comment