MediaSolidaritas.com – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Abdul Muhid kembali menggelar diskusi mengenai restrukturisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada Jumat (3/5).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Senat Mahasiswa UINSA (SEMA-U), Unit Kegiatan Pengembangan Intelektual (UKPI), serta UKM perguruan pencak silat seperti Pagar Nusa (PN), Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), dan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia “Kera Sakti” (IKSPI).
Diskusi tersebut tepat dilaksanakan setelah pelantikan SEMA, UKK & UKM UINSA yang sebelumnya berlangsung di Student Central UINSA mulai jam 1 siang. Dalam pelantikan tersebut, Rektor UINSA Akh. Muzakki menegaskan dalam sambutannya bahwa organisasi masyarakat tidak bisa dibiayai oleh instansi negara termasuk UINSA.
“Maka, solusi agar dapat menaungi organisasi Masyarakat tersebut adalah dibentuk UKM Beladiri UINSA yang mana terdirin dari PN, PSHT, IKSPI, dan Tapak Suci (TS),” jelas Mochamad Farid Syihabuddin selaku Koordinator Tim Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang turut hadir dalam diskusi tersebut.
Pihak Kemahasiswaan berencana menyatukan masing-masing UKM perguruan pencak silat tersebut menjadi satu nama sesuai dengan permintaan Rektor. Mereka pun meminta masukan terkait bagaimana caranya membangun UKM Beladiri ini dengan kondusif agar dapat diterima dengan baik.
“Karena kalau dipisah juga nanti anggaran UKM di bidang minat bakat akan membengkak banyak. Jadi kalau ada satu beladiri di sana, itu pas. Jadi nanti di bidang minat bakat ada 5, di keagamaan ada 5, dan bidang penalaran ada 5. Kita belum memenuhi itu. Maka nanti kita akan kerjasama dengan SEMA, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), dan teman-teman yang lain untuk mengisi UKM-UKM yang ada,” tambah Farid.
Abdul Muhid juga menjelaskan terbentuknya UKM Beladiri berawal dari pengalamannya terkait lomba Pencak Silat di Jember. Ia mengkoordinasikan dengan 4 perguruan ini tentang siapa yang memiliki atlet yang siap dilombakan. Akhirnya, terpilihlah atlet pria dari PSHT dan atlet wanita dari Pagar Nusa.
“Nah kalau besok jadi UKM Beladiri ya sama saja seperti itu. Siapa yang bias atau yang menang kompetisi di internal akan kita bawa ke lomba yang lebih besar. Permasalahannya sekarang adalah mempertemukan kalian yang asalnya berdiri sendiri. Tetapi nanti jika sudah jadi UKM Beladiri, silahkan diisi dengan berbagai kesenian beladiri, jadi Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) nya nanti beladiri,” paparnya.
Namun, pihak pencak silat memiliki keresahan tentang ketidakmerataan dalam kepemimpinan saat sudah menjadi UKM Beladiri.
“Dari 4 elemen ini punya tradisi masing-masing. Takutnya, setelah nanti kita jadi satu akan timbul konflik. Takutnya nanti kalau yang jadi ketua dari Pagar Nusa, nanti yang dari PSHT ada kecemburuan sosial. Kebentrokan itulah yang kita hindari. Kecuali dari rektorat dapat menjamin keamanannya ya monggo,” sanggah perwakilan UKM Pagar Nusa.
Menanggapi hal tersebut, pihak kemahasiswaan menjelaskan bahwasanya masalah-masalah gesekan tersebut dapat diselesaikan melalui AD/ART. Pihaknya juga mengaku siap mengawal pembentukan AD/ART tersebut.
Diskusi pun terus berlanjut hingga petang tiba. Adanya keberatan-keberatan yang disampaikan menyebabkan ketidaktercapainya sebuah mufakat dan tidak menemukan titk terang.
Hingga akhirnya, pihak kemahasiswaan setuju untuk menyampaikan terlebih dahulu kepada rektor untuk membentuk sebuah kebijakan dari hasil yang telah dimusyawarahkan tersebut.
“Jika Pak Rektor nanti berkenan untuk bertemu dengan mahasiswa di tengah kesibukannya, akan saya temukan,” tutup Muhid.
Reporter: Dien Auliya Ramadhanti
Editor: Tabi’ina Alfi Rohmah