MediaSolidaritas.com – Pemberian materi literasi digital kepada mahasiswa baru (maba) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di hari kedua Pengenalan Budaya dan Akademik Mahasiswa (PBAK) pada Selasa (15/08) berlangsung dengan kondusif.
Adanya pembekalan materi ini adalah untuk menjembatani antara generasi muda zaman sekarang di tengah kehidupan yang sudah memasuki era digital.
Menanggapi hal ini, Sirajul Arifin selaku Dekan FEBI mengungkapkan bahwa ada dua kategori dalam pembahasan kali ini, yaitu digital native dan digital immigrant. Beliau menambahkan bahwa digital native merupakan generasi yang lahir ditengah perkembangan dunia digital seperti mahasiswa yang dikelilingi kecanggihan berbasis digital sejak lahir.
Selain digital native, ada pula digital immigrant, yaitu generasi yang lahir sebelum pesatnya perkembangan digital. Kedua generasi ini harus dipertemukan dalam satu platform atau forum, sehingga digital immigrant juga dipaksa untuk beradaptasi dengan perkembangan digital saat ini.
Materi ini sangat dibutuhkan sebagai bekal bagi mahasiswa agar tidak ketinggalan dalam menjalani hidup di era serba canggih ini.
“Bagaimanapun di era digital/industri 4.0, dunia digital itu menjadi dunianya anak-anak kita (mahasiswa, red), bahkan juga menjadi dunianya kita (dosen, red),” ujar bapak Dekan Iagi.
Gencarnya perkembangan zaman membuat FEBI mengalihkan segala aktivitasnya ke ranah digital. Dimulai dari hal kecil seperti pemberitahuan informasi akademik maupun non- akademik.
“Literasi digital dalam konteks ini harus diberikan. Tugas maupun karya ilmiah akan mudah diperoleh dengan platfrom digital. Literasi digital sudah menjadi keniscayaan literasi. Bisa dilihat di Fakultas FEBI sudah tidak ada banner, hanya tersisa banner peduli lindungi,” imbuhnya.
Sirajul menaruh harapan besar bagi semua mahasiswa baru khususnya maba FEBI agar dapat memahami dunia digital dengan baik sehingga dapat mengimbangi perkembangan dunia saat ini.
“Siapa yang menguasai ilmu, maka dialah yang akan menguasai dunia. Ilmu saat ini banyak didapat dari digital platform tanpa menafikan printedbook, maka dari itu kita harus memperkuat diri dengan digital jika ingin mengakselerasikan dengan zaman,” pungkasnya.
Menjadi seorang mahasiswa tentu tidak akan jauh dari tugas ilmiah, jurnal, dan skripsi. Hal inilah yang membuat sivitas akademik FEBI menginginkan seluruh mahasiswanya melek akan platfrom digital. Oleh karena itu, materi literasi digital bagi mahasiswa diberikan sangat awal dengan tujuan mewujudkan generasi UINSA yang cakap digital.
Pandangan mengenai pentingnya literasi digital juga disuarakan oleh Syarif selaku ketua panitia PBAK FEBI. Ia berpendapat bahwa pemberian materi terkait literasi digital ini sangat sesuai kerena saat ini ekonomi dan bisnis Islam khususnya, sedang dikoar-koarkan kepada masyarkat.
“Melalui literasi digital semua orang bisa mengetahui tentang ekonomi dan bisnis Islam,” ujar Syarif.
Demi memantapkan materi literasi digital yang diberikan kepada mahasiswa baru, sivitas perpustakaan UINSA dipilih untuk menjadi pemateri. Para maba diajarkan bagaimana mekanisme penggunaan platfrom digital, mencari jurnal, dan cara mengupload skripsi.
Reporter: Khalifatur Rafi’ah, Chainia Aini Nisa, Ilyas Dwi K.
Editor: Alfi Damayanti