mediasolidaritas.com – Selasa, (28/8) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya memulai kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Kegiatan tersebut akan berlangsung selama empat hari ke depan dan diikuti oleh mahasiswa baru tahun ajaran 2018/2019. Kegiatan setahun sekali itu diawali dengan rangkaian upacara pembukaan yang dipimpin oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) UINSA.
Rangkaian kegiatan tersebut dimeriahkan pula oleh beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UINSA. Beberapa diantaranya Paduan Suara Mahasiswa, Seni Budaya, Pencak Silat Setia Hati dan Menwa. Penampilan ini sekaligus berguna untuk mempromosikan UKM kepada mahasiswa baru.
Drama yang berlangsung selama sepuluh menit dari Menwa menampilkan sesuatu yang berbeda. Jika dalam penampilan tahun sebelumnya, mereka hanya mempraktikkan bongkar pasang senjata saja, namun pada penampilan kali ini mereka menyuguhkan drama teatrikal. Bahkan penampilan ini sudah dipersiapkan sejak seminggu sebelum pembukaan PBAK. Drama tersebut dimainkan oleh 14 anggota Menwa yang berperan sebagai lima orang penyerbu, dua orang narator, empat pembawa mercon dan tiga teroris.
Dalam penampilannya, mereka menggunakan beberapa atribut atau senjata yang mereka pinjam dari UKM Menwa Universitas Kristen Petra Surabaya. Selain itu tema yang diusung juga ada keterkaitan dengan kasus terorisme yang sempat meresahkan beberapa waktu lalu. Pentas kali ini dijadikan sebagai imbauan kepada seluruh mahasiswa baru, bahwa terorisme selalu mengancam di manapun kita berada. “Terorisme bukanlah hal yang sepele, terorisme merupakan hal yang serius. Untuk itu perlu rasa cinta tanah air, rela berkorban dan menolong sesama dengan mempertaruhkan jiwa dan raga untuk negara,” lanjut Guntur, koordinator Menwa.
“Aktingnya menarik, atributnya juga mendukung.” Jelas Vita, mahasiswa baru program studi Hubungan Internasional. Begitu juga dengan Emma Alfa Nadya, mahasiswa baru dari prodi Pendidikan Anak Usia Dini yang merasa terkesan dengan penampilan tersebut.
Dalam kesempatan ini, UKM Menwa juga ingin memberitahukan kepada publik bahwa Menwa berbeda dengan TNI. “Kami juga belajar tentang seni militer, tapi kami bukan tentara,” jelas Guntur. Selain itu, drama tersebut bertujuan untuk menarik minat para mahasiswa baru terhadap UKM Menwa sendiri. Dalam perekrutan ini, Menwa tidak membatasi postur tubuh dan kemampuan akademik mahasiswa, tetapi lebih pada kesehatan dan ketahanan fisik yang kuat untuk bisa mengikuti segala kegiatan Menwa. (lin/inw/mcl/njb/kin/riq/shf)