Dua Mahasiswa UINSA Terpilih Sebagai Delegasi JENESYS 2017 Jepang
BERITA

Dua Mahasiswa UINSA Terpilih Sebagai Delegasi JENESYS 2017 Jepang

Solidaritas-uinsa.org—Senin (6/11) berdasarkan surat resmi dari Pusat Pengkajian Islam Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta nomor 325/8-8/PPIM-UIN/X/2017, dua mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) terpilih untuk mengikuti program Japan-East Asia Network of Students and Youths (JENESYS) 2017 di Tokyo- Jepang selama sepekan, yakni 6-14 November 2017. Mereka adalah Brian Rizky Bimantara, mahasiswa semester 7 Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Anik Mahfudhoh, mahasiswa semester 5 Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).

Keduanya dinyatakan lolos program JENESYS setelah mengikuti dua tahap seleksi. Tahapan pertama seleksi berkas, tulis, dan wawancara yang diselenggarakan di Ruang Sidang UINSA pada 15 September silam. Seleksi kedua dengan mengirimkan Curriculum Vitae (CV) dan berkas pendukung. “Awalnya akan ada interview lanjutan di Jakarta, namun pihak panitia membatalkan dan diganti dengan pengiriman CV dan berkas pendukung seperti sertifikat,” ungkap Brian kepada Solidaritas saat ditanya tahapan seleksi (24/10).

Program JENESYS diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Jepang. Dalam pelaksanaan seleksinya di Indonesia diserahkan kepada PPIM UIN Jakarta. Di tahun 2017 proses seleksi dilakukan di kampus-kampus yang telah ditentukan dan setiap kampus diberikan kuota. UINSA sendiri untuk JENESYS gelombang keempat yang membahas sosial budaya ini mendapatkan kuota dua peserta.

Di Jepang mereka berdua akan bergabung dengan peserta lainnya mengikuti program yang telah dirancang panitia JENESYS. Salah satu kegiatan di sana, kunjungan ke museum dan tinggal bersama masyarakat Jepang selama 3 hari. Hingga pada 14 November 2017 mereka bertolak dari Jepang kembali ke Indonesia.

Anik Mahfudhoh, Peserta Jenesys 2017

Anik Mahfudhoh merasa senang dapat mewakili FDK, terlebih dirinya bukan mahasiswa dari program studi umum, seperti Hubungan Internasional  (HI) atau Sastra Inggris (SI). Brian memberikan saran kepada mahasiswa UINSA supaya sering-sering mengikuti event-event di luar UINSA, “Mainlah ke luar UINSA, kita berteman jangan hanya dengan yang ada di UINSA, karena lingkungan mempengaruhi kita banget. Ketika kita keluar dari lingkungan sehari-hari, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan dan kekurangan kita di hadapan mereka. Kita bisa refleksi diri, dan itu yang menyadarkan kita harus apa,” tambahnya menanggapi masih sedikitnya mahasiswa UINSA yang mengikuti kegiatan di luar kampus, khususnya luar negeri. (mzn)

Post Comment