Mediasolidaritas.com – Hari pertama wisuda ke-109 dan 110 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya telah usai dilaksanakan pada Sabtu (1/2) di Gedung KH. Saifuddin Zuhri atau Sport Centre. Pertama kalinya, UINSA gelar dua sesi wisuda dalam satu hari.
Wisuda kali ini menggabungkan wisuda ke-109 dan 110. Salah satu wisudawan ke-109, Dinda Namira, menyatakan bahwa penggabungan ini dilakukan akibat kurangnya jumlah wisudawan 109, sehingga pihak universitas mengambil langkah untuk menggabungkan wisuda 109 dan 110.
Pada wawancara yang dilakukan dengan rektor UINSA, Akhmad. Muzzaki mengungkapkan bahwa tidak ada alasan khusus dari penggabungan wisuda ke-109 dan 110, melainkan hanya persoalan teknis pengaturan pelaksanaan wisuda dari pihak Universitas.
Jumlah wisudawan setelah penggabungan sebanyak 1.850 orang, berimbas pada membludaknya jumlah wisudawan. Untuk mengantisipasi hal ini, pihak universitas membagi pelaksanaan wisuda menjadi dua sesi pada 1 Februari 2025 yakni pagi dan siang, lalu satu sesi pada 2 Februari 2025.
Akhmad Muzzaki juga memaparkan bahwa alasan universitas memberlakukan sistem sesi pagi dan siang pada wisuda ke-109 dan 110 lantaran minimnya kapasitas Gedung Sport Centre.
“Kalau itu (red, Sport Centre UINSA) kapasitasnya maksimal 800 orang. Ini kan hampir satu koma sembilan ribu, jadi dibagi hampir 700 orang per-sesi. Jadi Itu lebih efektif. Daripada banyak kan kasihan orang tua, kan nggak bisa sesel seselan ya. Gitu aja sih, mudah mudahan lebih baik,” ucap pria berkacamata itu
Meskipun telah dilakukan pembagian sesi pagi dan siang pada wisuda hari pertama, tidak membuat pelaksanaan wisuda menjadi kondusif. Marsha Aqillah Putri Syuhra, seorang wisudawan 110 mengungkapkan pendapatnya mengenai pemberlakuan sesi dan penggabungan wisuda ke-109 dan 110.
“Crowded banget, aku denger dulu wisuda itu tiga hari cuman isunya karena ada beberapa pihak yang gak setuju makanya jadi dua hari dengan hari pertama ada dua sesi. UINSA hari ini the real lautan manusia,” jelas Marsya.
Meski wisuda hari pertama berjalan dengan lancar. Namun, wisuda sesi dua mengalami keterlambatan waktu, dari jadwal yang seharusnya dimulai pada pukul 13.00 WIB, wisuda sesi dua baru dimulai pukul 14.00 WIB. Selain itu, Marsya mengeluhkan bahwa sistem parkir yang tidak kondusif dan kurang tertib sehingga menyebabkan terjadinya kemacetan.
“Sebenernya bukan kecewa, tapi jadi makin lama nunggu ijazahnya. Cuma yaudah, lagipula gabisa ngapa- ngapain.” ucap Dinda Namira.
Penggabungan dua masa wisuda ini juga menyebabkan wisudawan ke-109 yang seharusnya diwisuda dan menerima ijazah sejak bulan November 2024 harus menunda wisudanya hingga bulan Februari 2025. Menanggulangi permasalahan tersebut, pihak fakultas telah lebih dahulu memberikan Surat Tanda Kelulusan (SKL) saat yudisium sebagai pengganti ijazah sementara untuk mahasiswa.
“Kan ada beberapa tempat kerja yang membutuhkan ijazah gitu bukan cuma SKL aja,” tegas salah satu wisudawan Program Studi Ilmu Ekonomi mengenai dampak penundaan wisuda ke-109.
Menanggapi protes tersebut, Akhmad Muzzaki menyatakan bahwa itu bukan suatu masalah dan merupakan hal yang biasa terjadi.
“Oh tidak ada masalah kan? Biasa saja! Di Unair itu malah 2 tahun. Gak masalah,” tegasnya.
Reporter: Adzkia Nabila, Nadiya Putri
Editor: Istiana Agus Saputri