MediaSolidaritas.com – Fakultas Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya di kampus Gunung Anyar beri tanggapan terkait adanya unjuk rasa atau demo di hari terakhir Pengenalan Budaya Akademik dan Kebudayaan (PBAK) di depan Gedung Rektorat Kampus A. Yani.
Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menanggapi wacana unjuk rasa yang akan diadakan oleh DEMA-Universitas.
Ia menuturkan kalau aksi tersebut bukan demo, melainkan seperti tanggapan dari FISIP kepada pihak universitas perihal ketidaksiapan teknis PBAK.
“Jadi FISIP nanti akan buat twibbon sama caption perihal rasa kekecewaan maba ini terhadap kebijakan yang ada di universitas itu,” tutur Rifal Latifan selaku Ketua DEMA FISIP.
Mahasiswa semester 7 itu juga menambahkan bahwa panitian dan peserta PBAK menyuarakan kekecewaan mereka sebagai respon mereka terhadap pihak petinggi kampus yang dianggap menyepelekan PBAK karena kurang persiapan secara teknis sejak hari pertama PBAK.
Para mahasiswa baru FISIP beserta para panitia mengunggah twibbon secara bersamaan di akun Instagram masing-masing yang dilakukan pada pukul 15.00 WIB.
Di sisi lain, para panitia PBAK FISIP telah menyusun tiga macam rundown yang berbeda sebagai antisipasi apabila terjadi perubahan kegiatan di lapangan.
Di sisi lain Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) berencana hanya mengirim perwakilan untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa yang diadakan di gedung rektorat kampus Ahmad Yani.
“Untuk FAHUM sendiri nggak mengikuti, karena demonya berada di kampus satu. Untuk mobilitas demo kesana itu pun sangat sulit buat membawa maba sebanyak ini,” ungkap Ketua Pelaksana PBAK FAHUM, Muhammad Ali Wardhani.
Ali juga menuturkan bahwa ia khawatir karena demo tersebut akan merusak rundown dan konsep yang sudah dirancang oleh pihak panitia.
Meskipun berbeda cara dalam menanggapi kekecewaan terhadap pelaksanaan PBAK 2023 ini, panitia dan peserta PBAK FISIP dan FAHUM kompak turut andil dalam menyuarakan kekecewaan mereka.
Kekecewaan itu juga disampaikan oleh Wakil Dewan Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK).
Namun mahasiswa FPK memilih untuk tidak ikut-ikutan dalam unjuk rasa tersebut dan fokus memeriahkan hari terakhir PBAK.
“Emang dari FPK sendiri kita tidak menekankan anak-anak (mahasiswa baru, red) untuk anarkis kaya gitu sih, Mbak. Kita cukup memfokuskan acara kita gimana caranya untuk memeriahkan acara terakhir kita daripada hari kemarin mbak,” ungkap Deka Alimsyah, selaku Wakil DEMA FPK.
Selain itu, pihak FPK juga menjelaskan bahwa dari mahasiswa FPK sendiri tidak ikut andil dalam wacana turun jalan yang sudah direncanakan dan lebih memilih untuk tetap menjalankan acara yang sudah ditetapkan.
Lain halnya dengan Fakultas Sains dan Teknologi (FST), mereka memilih untuk tidak buka suara terkait dengan unjuk rasa tersebut saat ditemui oleh kru Solidaritas.
DEMA FST tidak memusingkan terkait adanya demo dan rancangan pelaksanaan PBAK dari universitas karena dari FST hanya memikirkan bagaimana esensi serta materi PBAK dapat diserap secara efektif oleh keluarga besar mahasiswa baru FST 2023.
Reporter: Rizki Cahyani, Sabrina Qurrotul’Ayun, Randi Abdel Azizi
Editor: Ferry Trianugrah