Insiden Perkelahian Sema dan HMI Fahum
BERITA

Insiden Perkelahian Sema dan HMI Fahum

mediasolidaritas.com – Senin pagi (8/10) di pintu utama gedung C2 Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum), terjadi insiden perkelahian antar mahasiswa. Mahasiswa yang terlibat berasal dari pengurus Senat Mahasiswa (Sema) Fahum dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Insiden tersebut berkaitan dengan izin pendirian stan perekrutan anggota HMI

Ketua Sema Fahum, Alwy Muhdor mendapatkan informasi terkait HMI yang mendirikan stan perekrutan anggota di depan pintu masuk gedung C2. Alwy merasa HMI belum pernah menyetorkan surat izin pendirian stan ke pihak Sema. Setelah mendapatkan informasi tersebut, Alwy mendatangi lokasi dan berusaha membubarkannya. “Anggota HMI ini sebelumnya tidak izin kepada kami selaku Sema terkait pembukaan stan,” tuturnya. Pembubaran stan tersebut berujung pada perkelahian dan adu fisik dari kedua belah pihak.

“Pertama masih dorong-dorongan, lalu keluar kata kata kotor dan akhirnya tonjok-tonjokan,” ungkap Ridha dan Rani, mahasiswa Sastra Inggris semester 3 selaku saksi di tempat kejadian. “Akhirnya dilerai oleh dosen, yang satu dibawa ke C1 dan satunya ke C2,” tutup Ridha dan Rani.

Terkait pendirian stan organisasi di lingkungan Fahum, Alwy selaku ketua Sema menuturkan bahwa ada prosedur yang harus dipatuhi. Ia mengungkapkan bahwa gedung C2 bagian lobi dan depan pintu, lebih di utamakan untuk organisasi intra seperti Dema, UKM dan HMP. Ketika HMI mendirikan stan di depan pintu C2, Alwy menganggap selain melanggar aturan, mereka juga mengambil tempat pendirian stan organisasi intra. “Mereka itu sudah mengontak kami tapi suratnya belum ada, contohlah ormada-ormada yang lain mereka kontak kami setelah itu ada surat kemudian kami beri legalisasi,” tutur Alwy ketika diwawancarai oleh Solidaritas.

Di sisi lain HMI memberikan pernyataan berbeda terkait pembukaan stan. Mereka mengaku sudah membuat surat izin dan mengirimkannya ke Sema. Namun dalam prosesnya pihak Sema kurang merespon dan terkesan mempersulit perizinan. “Tiap tahun selalu begitu perlakuan mereka ke kami sangat berbeda dengan ormek yang lain, kami sudah minta izin dulu tapi dipersluit dengan alasan yang tidak jelas,” tutur salah satu anggota HMI yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dhilaal Al Baqi, selaku Ketua Umum HMI Korkom Sunan Ampel  menuturkan bahwa mereka sudah meminta izin dari September. Pihak Sema mengizinkan namun memberikan syarat yang kurang relevan bagi HMI. “Diperbolehkan, tapi setelah Mapaba (Masa penerimaan anggota baru PMII, red), organisasi harusnya mendapatkan perlakuan yang sama,” ungkap Dhilaal.

Menurutnya, walaupun dibuka setelah Mapaba, pihak HMI tetap tidak diperbolehkan membuka stan bila menggunakan atribut organisasi. “Yo iki lucu mas, dasarnya apa kita buka stan setelah Mapaba dan tidak boleh memakai atribut,” jelasnya.

HMI menyatakan keberatannya atas syarat tersebut namun tidak mendapatkan jawaban. Ketidakjelasan membuat pihak HMI memutuskan untuk membuka stannya di gedung C2. “Mereka slow respons dan akhirnya masuk bulan Oktober, kami nekat untuk membuka stan pendaftaran,” pungkasnya

Setelah insiden perkelahian hingga tulisan ini dibuat belum ada permintaan maaf secara langsung dari masing-masing pihak. Menurut HMI perkelahian tersebut memberikan dampak psikologis dan fisik ketika terjadi adu jotos. Perkara ini akan mereka tempuh melalui jalur hukum apabila tidak ada permintaan maaf secara langsung dari pihak Sema Fahum. Sebaliknya dari pihak Sema Fahum juga siap apabila harus menempuh jalur hukum karena mereka berusaha menegakkan peraturan yang telah dibuat. (Abn/Ais/and)

Post Comment