Solidaritas-uinsa.org—Sabtu (19/8) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menghelat Wisuda ke-80 Program Doktor, Magister, dan Sarjana Semester Genap Periode II Tahun Akademik 2016-2017. Acara yang bertempat di Gedung Sport Center and Multipurpose UINSA berlangsung dalam dua sesi, sesi pertama dimulai pukul 08.00-11.00 WIB dan sesi kedua pada 13.00-16.00 WIB, sesuai dengan rundown acara yang disusun panitia wisuda. Wisuda ke-80 ini UINSA meluluskan 1.129 wisudawan, 568 wisudawan dikukuhkan pada sesi pertama dan 561 wisudawan pada sesi kedua.
Rektor UINSA, Prof. Abd A’la, dalam sambutannya menyampaikan akan meningkatkan pelayanan kampus meliputi infrastruktur dan juga penyediaan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi. Prof. A’la menekankan kepada para alumni UINSA dan para wali wisudawan untuk membantu kelancaran program beasiswa dengan cara membeli produk dan jasa UINSA.
Di kampus UINSA, menurut penuturan Rektor yang akan selesai masa jabatannya pada April 2018 ini, sudah tersedia berbagai macam pelayanan, berupa hotel GreenSA Inn, penyewaan Gedung Sport Center, kaos, dan air minum UINSA. “Harga di sini cukup kompetitif dan bersaing. Dan kepada ibu bapak serta wali mahasiswa belilah yang ada (merk, Red) UINSA-nya, nanti labanya untuk pengembangan beasiswa,” jelasnya. Selain itu, Prof. A’la secara khusus berpesan agar wisudawan mengedepankan sikap integritas dan kepribadian luhur. Karena hal tersebut merupakan modal bagi seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup.
Wisudawan yang berprestasi baik akademik maupun non akademik mendapatkan apresiasi dari pihak kampus, berupa piagam penghargaan dan beasiswa selama 4 semester kepada wisudawan yang melanjutkan program magister di UINSA.
Berdasarkan SK 383a tahun 2017 tentang wisudawan terbaik bidang akademik diraih Zubaydah dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris FTK dengan IPK 3,88. Dalam kesan pesannya, Zubaydah menganjurkan lulusan S1 yang memiliki kesempatan dan kemampuan, agar melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Karena menurut Dirjen Dikti jumlah lulusan S2 dan S3 di Indonesia sangatlah minim. Padahal nasib pendidikan bangsa berada di tangan lulusan sarjana, baik S1, S2, maupun S3. “Seperti yang dikatakan Michelle Obama (mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Red) ‘Tidak ada halangan untuk menempuh pendidikan.’ Dalam Islam kita mengenal istilah ‘man jadda wajada’, yang berarti barang siapa bersungguh-sungguh ia akan berhasil,” ucapnya di hadapan hadirin. (ard/rzk/hmd)