Wanita(mu) Tidak Bodoh
Oleh: Narindra Krisna*
Tidak sayang, wanita tidak bodoh.
Saat mereka tetap membalas pesanmu,
Sepersekian detik cepatnya, hingga dini hari lamanya,
Wanita(mu) tidak bodoh.Tidak sayang, wanita tidak bodoh.
Saat mereka tetap menyambutmu,
Dengan senyum termanisnya, sedang kau like senyum gadis lain,
Wanita(mu) tidak bodoh.Tidak sayang, wanita tidak bodoh.
Saat mereka tetap mengampunimu,
Dengan doa dalam sajadahnya, dan kau masih bermain-main,
Wanita(mu) tidak bodoh.Sebab bagi seorang wanita,
Cinta kasih sepenuh hati bukan merupakan kebodohan.Sebagian dari diri kami adalah pengorbanan.
Sebagian lagi kasih sayang.
Teduh Meski Gemuruh
Oleh: Narindra Krisna*
Luruh dalam semesta meraup wajah seorang wanita
Hanya karena ia jatuh cinta
Pada gemuruh
Pada angkuh
Yang tidak sedikit pun menaruh rasa kepadanya.Gemuruh membelah hati
Menyumbat nadi
Terenggut napas insani
Sebab perihal jatuh hati yang tidak bisa dipungkiri.Sorot mata dingin beku
Ujar kata kaku
Rasa ambigu
Perasaan ini hanya padaku, tidak terbalas olehmu.Wanita teduh meski gemuruh
Dalam doa terjauh
Tempat hasratnya berlabuh
Entah sejauh mana perasaan fana ini tetap utuh.
Entah kepada siapa ia terjatuh.
Bungkuk
Oleh: Narindra Krisna*
Bungkuk
Leher hingga tengkuk
Terlipat tangan tertekuk
Si Bungkuk mengiba menundukBungkuk
Tersingkir dianggap terkutuk
Terusir hangat penghujung ufuk
Si Bungkuk haruslah tetap tundukBungkuk
Hanya karena ia bungkuk!Bungkuk
Hanya karena ia runduk!Bungkuk bukan sembarang bungkuk
Bungkuk tetap ciptaan Tuhan, Tuhan yang baik, tidak mengutuk!Si Bungkuk tetap berjalan.
Bungkuk bukan kutukan.
Paman kenapa?
Oleh: Narindra Krisna*
Ayah, paman kenapa?
Tidak sayang padaku.
Tidak pernah ia panggil namaku.
Tidak pernah ia bernyanyi untukku.Ibu, paman kenapa?
Tidak sayang padaku.
Tidak pernah menggendongku.
Tangannya kaku.Bibi, paman kenapa?
Tidak sayang padaku.
Tidak pernah tertawa.
Suaranya u a u a.Tidak pernah berbicara
Jemarinya mengeja aksara.
Paman kenapa?
Paman berbeda?Tidak masalah.
Sebab pernah sekali paman tersenyum padaku,
Dan aku merasakannya.Paman, sama saja dengan kita.
Ibu
Oleh: Abdullah Hadziq*
Perempuan tak selemah kelihatannya
Mereka begitu perkasa
Terlalu tangguh
Ibu…Ketulusan sebagai modal utama
Tak perlu balasan
Ataupun materi
Ibu…Kebahagiaan anaknya prioritas hidupnya
Tak bisa dipungkiri
Kau pelitaku
Ibu..Malaikatku…
Tiada bersayap
Rela injak tanah
Demi menopang anaknya ke angkasa
Hebat
Oleh: Abdulloh Hadziq*
Kata hebat tak mampu wakilkan
Mereka tegar walaupun kekurangan
Terus berjuang
Tiada mengeluh
Tak pernah melihat keindahan dunia
Hanya dapat meraba
Dan mendengar cerita tentang bunga
Namun tetap bersyukur
Tetap ceriaMenginspirasi orang yang sempurna
Keterbatasan tak membatasinya
Padahal yang paripurna lalai
Mereka bukan cacat
Namun Istimewa..
*)Anggota Calon Maganger LPM Solidaritas 2018
Sumber gambar: freepik