Solidaritas-uinsa.org – Jika kita memasuki gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, kita akan disuguhkan pemandangan makanan dan minuman yang berada di tangga maupun di kursi-kursi. Tidak lain dan tidak bukan, itu adalah dagangan milik para mahasiswa FDK. Meski realitasnya tidak ada jurusan yang berbau bisnis di FDK, para mahasiswa banyak yang berdagang di fakultas.
Semua berawal pada awal tahun 2015 silam, ada beberapa mahasiswa yang mencoba berbisnis jualan roti dan beberapa jajanan pasar. Ternyata bisnis mereka cukup menguntungkan, sehingga di pertengahan 2015 mulai banyak bermunculan mahasiswa yang ingin berbisnis dengan menjajakan sesuatu. Saat ini, tidak hanya roti dan jajan pasar yang dijual, ada juga nasi bungkus, air mineral, dan es lilin.
Vrina dan Afi, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) bisa dikatakan sebagai pionir dalam hal bisnis ini. Pada awalnya mahasiswa semester 3 ini menjalankan bisnisnya sendiri-sendiri, sekarang mereka telah menjadi partner bisnis. “Saya awalnya jualan nasi, terus ganti berjualan pulsa yang saya urus sendiri,” ungkap Afi (7/12). Menurut pengakuan Afi, dia melakukan bisnis ini bukan karena kurangnya uang saku yang diberikan oleh orang tuanya, melainkan dia merasa malu jika terus-terusan diberi uang saku. Sejak kecil Afi memang senang berbisnis, sama halnya dengan Vrina. Vrina mengakui jika memiliki hobi berbisnis, “Saya memang suka bisnis dan sebenarnya saya ingin mengambil jurusan Hukum Bisnis atau Bisnis Ekonomi.”
Uniknya dalam berjualan ini, semua mahasiswa yang berdagang tidak perlu menjaga dagangannya hingga habis. Mereka hanya meletakkan dagangan dengan menyiapkan stoples atau wadah uang dan menuliskan harga jajan yang mereka jual. Sehingga pembeli melayani sendiri, mengambil kembalian sendiri bila uangnya lebih. Maka kejujuran sangatlah diperhitungkan di sini. Meskipun begitu, para penjual masih mendapatkan untung, terbukti dari semakin banyaknya dagangan yang berjejer di tangga dan kursi-kursi.
Selama ini tidak pernah ada dosen yang menegur perbuatan mereka, malahan banyak dari dosen FDK memuji mahasiswa yang berusaha mandiri dengan berbisnis. Dari Dekan pun tidak pernah ada teguran ataupun himbauan yang melarang keberlangsungan kegiatan ini. (Ahda)