Lebaran Harus Pakai Baju Baru? Kata Siapa?
Picture source : Pinterest
INFO RAMADHAN

Lebaran Harus Pakai Baju Baru? Kata Siapa?

MediaSolidaritas.com – Tradisi memakai baju baru ketika lebaran sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Sebagaimana lazimnya tradisi lebaran Idul Fitri di kalangan masyarakat Indonesia, Idul Fitri identik dengan segala sesuatu yang indah dan baru, terutama baju baru.

Saat sebelum lebaran tiba semua pusat perbelanjaan dipenuhi orang-orang yang mau berbelanja baju baru. Mulai dari pasar, toko baju di pinggir jalan, sampai pusat perbelanjaan besar seperti mal.

Karena sudah jadi tradisi, bagi masyarakat Indonesia merasa kurang kalau melewatkan lebaran tanpa baju baru. Tetapi itu hanya berlaku kepada masyarakat yang mampu membeli baju baru.

Namun untuk masyarakat yang tidak mampu, mereka hanya bisa memakai baju seadanya. Tapi apakah ketika lebaran Idul Fitri diharuskan untuk memakai baju baru?

Terkait hal tersebut, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Alfiatus Zahro berpendapat hal tersebut lumrah lantaran sebagai bentuk rasa syukur dan perayaan datangnya Idul Fitri.

“Tidak, sebagai bentuk rasa syukur dan antusias umat muslim terhadap hari raya Idul Fitri setelah kita menjalani puasa 30 hari di bulan ramadan. Bentuk rasa syukur itu antara lain mandi pagi, memakai baju bagus, bersih dan rapi, memakai wewangian dan melakukan salat Idul Fitri,” ujarnya.

Oleh karena itu, pada hari raya dianjurkan untuk mempercantik diri (berhias, memakai wangi-wangian) dan memakai pakaian yang terbaik. Pakaian yang terbaik itu dapat diartikan sebagai pakaian yang bersih dan paling baik yang dimiliki oleh seseorang. Pakaian ini tentunya harus sesuai dengan syariat islam. Jika tidak ada baju yang baru, boleh mengenakan baju yang lama namun tetap pilihan yang terbaik.

Hal senada juga disampaikan Wakil ketua PAC GP Pasuruan Ansor Syarif Hidayatullah perihal hukum memakai baju baru saat lebaran.

“Hukum memakai baju baru itu sunah, secara syariat dan hukum fikih. karena diantara sunnah-sunnah Idul Fitri itu kita memakai hal yang bersifat wangi dan memakai pakaian yang bersih,” terangnya.

Sedangkan dari segi hukum tasawuf, maka perayaan Idul Fitri itu yang ditekankan ialah bukan hanya sekedar menggunakan pakaian baru, tapi bagaimana ketika Idul Fitri datang umat muslim mendapat iman yang baru, dan ketaqwaan yang baru.

Namun, menurut tokoh agama asal Pasuruan tersebut terkadang apa yang dilakukan masyarakat berlebihan. Ia menyayangkan seandainya masyarakat mengetahui kalau hukumnya sunnah, niscaya masyarakat yang mempunyai ekonomi menengah tidak sampai menghalalkan segala cara untuk memakai dan membeli baju baru di hari lebaran.

“Yang dianjurkan oleh para ulama-ulama sufi, hari Raya Idul Fitri itu tidak sekedar menampilkan pakaian bagus, makanan enak, barang- barang baru,” ucapnya.  (zul/ais)

Post Comment