MediaSolidaritas.com – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya telah berjalan tiga hari.
Pelaksanaan PBAK tahun ini cukup berbeda dari beberapa tahun sebelumnnya. Yakni diadakan di dua tempat. Kampus UINSA A. Yani dan Gunung Anyar.
Kampus UINSA A. Yani terdapat lima Fakultas. Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF).
Sedangkan kampus UINSA Gunung Anyar terdiri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM).
Acara yang setiap awal tahun ajaran baru digelar untuk mahasiswa baru tersebut diikuti oleh 5.036 mahasiswa. Sedangkan untuk panitia, menurut Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Wiwik Setiyani jumlah normalnya adalah 10 persen dari mahasiswa baru.
Namun, perkiraan 10 persen jumlah panitia PBAK 2022 mengalami pembludakan yang mengakibatkan meningkatnya jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh pihak kampus.
Pendanaan dalam PBAK kali ini mengalami pembengkakan dari rancangan anggaran awal dikarenakan antusisme panitia yang berkontribusi dalam PBAK tahun ini.
“Semua mahasiswa ingin menjadi bagian dari PBAK. Sehingga panitia tidak hanya dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Senat Mahasiswa (Sema) maupun Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) lalu di Himaprodi. Dan seperti itu kami senang. Tapi kenyataannya di lapangan kami kesulitan memenuhi fasilitas seperti kaos dan lain sebagainya,” ujarnya saat diwawancarai pada Jum’at (2/9)
Total anggaran PBAK tahun ini berjumlah 800 juta rupiah. Dana tersebut digunakan untuk sewa berbagai peralatan dalam PBAK. Seperti tenda, kipas angin, sound system. Seluruh pendanaan tersebut nantinya akan dilampirkan dalam Surat PertanggungJawaban (SPJ).
Sumber dana yang digunakan merupakan alokasi dari dana yang sudah direncanakan oleh Badan Layanan Umum (BLU) pusat. Jika terdapat kelebihan dana, maka dana yang tersisa akan dikembalikan kepada negara.
“Kalau tanya uang itu (dana PBAK, red) dari mana, maka dari Badan Layanan Umum (BLU) di pusat, nanti juga ada Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Jadi BLU itu fifty-fifty. Dari pemerintah 50 persen dari kita juga 50 persen,” jelas perempuan kelahiran 1971 tersebut.
Mantan Wakil Dekan II FISIP itu juga mengakui masih terdapat kekurangan dari anggaran yang telah ditetapkan. Namun, kekurangan anggaran ini masih berada dalam batas wajar. Kekurangan dana tersebut masih bisa diatasi oleh pihak kampus.
Penyelenggaraan malam inagurasi tidak termasuk dalam anggaran yang ditetapkan, melainkan bentuk acara tidak terduga yang diselenggarakan oleh masing-masing fakultas.
Malam inagurasi sendiri merupakan acara puncak dari PBAK. Acara ini diserahkan kepada masing-masing fakultas. Tiap fakultas mempunyai acara yang berbeda-beda.
“kalau masalah malam inagurasi itu tidak termasuk. Itu semua spontanitas di masing-masing fakultas,” tambah Perempuan kelahiran Ngawi tersebut. (Ferry Trianugrah – Farah Qalbiyah – Silvi Nur Laila S.)