MediaSolidaritas.com – Bak angin segar, program studi (prodi) Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mulai menerima mahasiswa baru (maba) dari luar negara Indonesia.
Kabar itu disampaikan oleh Rizki Rahmadini Nurika, Ketua Program Studi (Kaprodi) HI pada hari kedua Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Selasa (15/8).
Berbeda dengan maba pada umumnya, mahasiswa asing tersebut telah dipersiapkan untuk melakukan PBAK tersendiri dikarenakan adanya perbedaan bahasa yang menjadi halangan.
“Ada sekitar enam calon mahasiswa baru asing yang akan menempuh pendidikan di UINSA, tapi lima orang mengundurkan diri karena beasiswa dari UINSA yang hanya mengcover UKT saja,” ujar perempuan yang kerap disapa Riris tersebut.
Riris menjelaskan bahwa mahasiswa asing tersebut akan mendapatkan kursus BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) sebelum kegiatan perkuliahan.
Selain itu, mahasiswa tersebut akan mendapatkan mata kuliah Bahasa Indonesia untuk pengantar agar dapat mengikuti perkuliahan dengan baik.
“Hanya HI yang sudah ada kelas internasional, sehingga dia tidak perlu khawatir belajar Bahasa Indonesia karena mata kuliahnya juga pasti full Bahasa Inggris,” ungkap alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Ia menambahkan kalau apabila ada mahasiswa asing di prodi lain, maka mereka harus bisa menguasai Bahasa Indonesia terlebih dahulu karena perkuliahannya menggunakan Bahasa Indonesia.
Proses perekrutan mahasiswa asing dilakukan oleh International Office UINSA. Begitu juga dengan rangkaian PBAK yang dilakukan tidak berbarengan dengan PBAK mahasiswa lokal. Penempatan mahasiswa asing di asrama pun ditangani oleh International Office UINSA.
Riris mengungkapkan kegembiraannya dan tidak menyangka karena kelas internasional yang dibuka sejak tahun lalu (2022, red) belum ada mahasiswa asing sama sekali.
Ia berharap dengan adanya mahasiswa asing dapat membantu menambah nilai akreditasi prodi. Selain itu, adanya mahasiswa asing juga bisa menjadi pengalaman belajar bagi mahasiswa UINSA, sehingga dapat meningkatkan intensitas interaksi dalam Bahasa Inggris.
“Semoga HI juga mendapatkan lebih banyak international exposure yaitu program yang membuat mahasiswa melakukan perjalanan ke luar negeri. Namanya aja HI, setidaknya mereka pernah keluar negeri saja sudah bagus sekali,” imbuh perempuan berjilbab biru itu.
Kaprodi HI tersebut juga menjelaskan internasional exposure yang dimaksud contohnya adalah Mora Overseas Student Mobility Awards (MOSMA).
Dilansir dari laman resmi kemenag.go.id, MOSMA adalah salah satu program dari Kementerian Agama (Kemenag) yang merupakan implementasi Kurikulum Merdeka dalam bentuk mobilitas fisik dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri.
“Alhamdulillah di HI ini mahasiswanya yang paling banyak. Jadi ada 13 mahasiswa UINSA sebagai penerima MOSMA dan 8 diantaranya adalah mahasiswa HI,” ujarnya.
Tak hanya dari pihak tenaga pendidik, Zalina yang merupakan salah satu mahasiswa baru HI juga antusias menyambut adanya mahasiswa asing tersebut. Ia berharap dapat menjalin kolaborasi dan dapat belajar berbahasa maupun hal lainnya.
Ada pula dari Misti yang juga mahasiswa baru HI. Ia menyampaikan keinginannya untuk mempelajari budaya luar, dalam hal positif tentunya.
“Apalagi kalau misalnya mereka yang dari luar bisa belajar bangsa dan budaya kita (Indonesia, red). Semoga Indonesia semakin dikenal oleh masyarakat di dunia,” pungkasnya.
Reporter: Tasya Rachmadila R, Nur Fatiq, Dewi Aisyah Alya P.
Editor: Tanaya Az Zhar