Solidaritas-uinsa.org- Pasca pelantikan pengurus baru periode 2017 (16/1) yang bertempat di Gedung SAC lantai 3, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Solidaritas akan terus melebarkan sayapnya. Solidaritas yang merupakan kiblat bagi LPM se-UINSA terus berinovasi dan berevolusi untuk produktif dalam berkarya. Hal ini terbukti dengan diundangnya Solidaritas untuk mengirimkan salah satu produknya ke Koninklijk Instituut voor Taal- Land-en Volkenkunde (KITLV). Sebuah Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi kerajaan Belanda dan Inggris.
Awal Desember lalu, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) sebuah lembaga ilmiah bertaraf internasional ini telah melayangkan undangan kepada LPM Solidaritas untuk menyumbangkan Tabloid (salah satu produk terbitan LPM Solidaritas). Tabloid ini nantinya akan diarsipkan dan menjadi koleksi internasional yang bisa diakses secara luas oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Dalam menjalankan tugasnya untuk mengumpulkan arsip-arsip ilmiah di Indonesia, lembaga yang berdiri sejak tahun 1851 ini bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Wakil Rektor III UINSA Ali Mufrodi, saat menanggapi sambutan Ahmad Farid, Pemimpin Umum LPM Solidaritas 2016 tentang undangan dari KITLV dalam sambutannya mengapresiasi sepak terjang LPM Solidaritas dalam mewujudkan visi UINSA untuk menjadi World Class University. Jika sudah berhubungan dengan KITLV, dan terbitan Solidaritas disetorkan pada KITLV untuk di-scan, maka otomatis terbitan dari Solidaritas akan masuk pada perpustakaan internasional. “Lewat Solidaritas ini, ternyata kita (UINSA, Red.) telah mencapai tingkatan World Class University,” ujarnya.
Setali tiga uang, dengan adanya undangan tersebut, semakin melebarkan kiprah LPM Solidaritas untuk terus berkarya bukan hanya di lingkungan kampus, melainkan dunia. “Dengan masuknya Solidaritas ini di KITLV, maka hal-hal di KITLV akan sering dikunjungi oleh para mahasiswa di seluruh dunia, otomatis Anda sudah mendunia,” lanjutnya. Ali juga memberi saran agar terbitan Solidaritas diisi dengan berita kemahasiswaan, khususnya yang ada di UINSA dan juga kegiatan kemahasiswaan yang ada di Indonesia.
Dalam proses pelantikan pengurus baru juga diadakan acara Talkshow yang menghadirkan pemateri Benni Indo, dari AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Surabaya dengan tema “Media dan Isu SARA: Pemadam atau Pematik.” Talkshow ini membahas fungsi dan peran media dalam menanggapi berbagai isu SARA yang gencar menerpa konflik di Indonesia beberapa waktu terakhir.(mee)