Pendakwah Kondang Hadiri PBAK Fahum
BERITA CORET

Pendakwah Kondang Hadiri PBAK Fahum

Pada hari ketiga (30/08) Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) mengundang Muhammad Zaenal Arifin untuk menjadi salah satu pemateri di Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum). Lelaki yang kerap dikenal sebagai Zaenal Arifin merupakan alumni Fahum yang saat ini menjadi pendakwah di salah satu stasiun televisi swasta.

Dalam kesempatan ini, Zaenal menjelaskan pentingnya sikap nasionalisme. “Nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah adalah nikmat kemerdekaan!” ungkap Zaenal Arifin di awal materinya.
Karena masih dalam nuansa kemerdekaan, alumni Program Studi (Prodi) Sejarah Peradaban Islam (SPI) ini menjelaskan mengenai pentingnya menjaga negara. Ia mengingatkan kembali bahwa Hubbul Wathan minal Iman, cinta tanah air merupakan sebagian dari iman.

Menggunakan nada menyindir, Zaenal mengomentari kasus pengeboman di Surabaya yang terjadi beberapa waktu lalu. “Pengeboman itu bukan jihad tapi jahat, kalo mati, bukan mati syahid tapi mati sangit,” candanya disertai gelak tawa peserta. Ia menambahkan bahwa kasus tersebut hanya pengeboman terhadap orang-orang yang tidak bersalah.

Selain mengomentari kasus pengeboman, Zaenal juga menyinggung terkait pihak-pihak yang ingin menegakkan negara khilafah. Ustaz ini tidak setuju dengan ide khilafah, karena hanya akan memecah belah Indonesia. “Negara kita tetaplah bhinneka tunggal ika, berbeda beda tetapi tetaplah satu jua,” ungkapnya.

Penjelasan Zaenal Arifin terkait khilafah, mendapatkan respon dari salah satu mahasiswa Fahum. Muhammad Rizki, mahasiswa baru jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Ia menanyakan korelasi masalah di Indonesia dengan tidak adanya sistem khilafah. “Indonesia sekarang mengalami krisis kemiskinan dan korupsi yang tidak selesai-selesai, apakah salah satu dampak dari tidak adanya khilafah?” tanyanya kepada pemateri.

Zaenal menanggapi pertanyaan Rizki, ia menjelaskan kembali tentang khilafah di Indonesia. Ia mengajak mahasiswa Fahum untuk mengingat bahwa para pejuang kemerdekaan Indonesia bukan hanya dari muslim namun banyak juga pahlawan non muslim. “Bagaimana kalau setiap agama di Indonesia ingin mendirikan negara sendiri? Pastinya akan terjadi perang saudara,” tegasnya.

Ia berterus terang kalau menolak adanya khilafah di Indonesia. Karena walaupun tanpa khilafah, Indonesia telah memiliki penduduk yang memeluk agama Islam terbanyak di dunia. (riq/ais)

Post Comment