mediasolidaritas.com – Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UINSA memiliki jurusan Matematika IPA (MIPA). Di dalamnya terdapat dua Program Studi (prodi), yaitu Pendidikan Matematika (PMT) dan Pendidikan Sains (PS). Namun, Pendidikan Sains merupakan prodi baru pada tahun ini, yang telah direncanakan selama satu tahun.
Syaiful Jazil selaku Wakil Dekan I FTK menyayangkan jika tidak ada prodi Pendidikan Sains. Alasannya karena di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) kebanyakan ada jurusan Sosial atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). “Eman (sayang, red)–lah pengetahuan mereka yang dari jurusan IPA, tapi ndak disatukan dengan jurusan yang linear,” ungkap Syaiful Jazil.
Ia juga menambahkan bahwa peminat Prodi Pendidikan Sains sebenarnya banyak, tapi kapasitasnya masih baru. Sebelumnya pendaftar MIPA Sains di UINSA mencapai kurang lebih 700 peserta.”Kita hanya menerima satu kelas saja, sekitar 25 sampai 35 mahasiswa.” Imbuhnya.
Untuk mengajukan prodi baru, juga memiliki persyaratan seperti penerimaan sumber daya dosen. Kemudian memiliki sarana prasarana yang mencukupi, salah satunya laboratorium. Saat ini Prodi Pendidikan Sains sudah memiliki sembilan dosen dari FTK. “Untuk dosen khusus masih sebanyak 3-4 orang di prodi ini, dekan FTK akan mengajukan permintaan kepada pihak rektorat tahun depan.” Jelas Jazil saat ditemui Solidaritas di kantornya.
Sementara ini pihak FTK akan terus meningkatkan fasilitas terkait model pembelajaran dan prasarana yang efektif bagi mahasiswa. Dekan I FTK berharap dari jurusan MIPA Pendidikan Sains ini mampu melahirkan mahasiswa IPA yang religius. Karena melihat produk kita adalah dari UIN. Dengan alasan, mahasiswa lulusan pesantren yang notabenenya dari jurusan IPA akan lebih bisa menjaga nilai keislaman dan kepesantrenan jika masuk ke UIN dari pada masuk ke universitas lain. (je/fkr/rul)