Perbedaan Durasi Puasa di Tiap Negara, Bagaimana Menyikapinya?
INFO RAMADHAN

Perbedaan Durasi Puasa di Tiap Negara, Bagaimana Menyikapinya?

MediaSolidaritas.com – Bulan Ramadan merupakan waktu penting bagi umat Islam diseluruh dunia untuk melaksanakan ibadah wajib yaitu puasa selama satu bulan penuh. Dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Di Indonesia sendiri, rata rata waktu berpuasa adalah 13 jam. Namun, ternyata umat muslim di berbagai negara lain mengawali dan mengakhiri berpuasa dalam rentan waktu yang berbeda-beda.

Lantas, apa penyebab perbedaan waktu puasa di berbagai negara?

Ketua Program Studi (KAPRODI) Ilmu Falak Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Ahmad Mufti Khasin menjelaskan waktu terbit dan terbenam matahari disetiap negara berbeda, karena letak geografis tiap wilayahnya tidak sama.

“Fenomena perbedaan waktu puasa diberbagai negara karena bentuk bumi yang bulat, mengakibatkan adanya beda tanggal awal hari satu negara dan negara lain. Hal itu timbul oleh matlak (tempat terbitnya matahari, red),” ujarnya.

Oleh sebab itu negara yang letaknya berdekatan cenderung memiliki durasi hampir sama, contohnya waktu puasa Indonesia dan Malaysia hanya berbeda 30 menit. Indonesia dilaksanakan selama 13 jam lebih satu menit, sementara Malaysia selama 13 jam lebih 33 menit.

“Contoh negara Denmark memiliki waktu siang lebih lama dibanding malamnya, beberapa ulama sepakat untuk memberikan keringanan dengan mengikuti durasi puasa normal di wilayah atau negara terdekat,” ucapnya.

Mufti  menambahkan dari segi hukum islam bila terjadi perbedaan pendapat ulama terkait waktu puasa yang tidak sama itu diperbolehkan. Jika yang disampaikan tersebut didasari dalil-dalil yang kuat. Tetapi kalau sumbernya kurang jelas maka itu perbedaan yang menyimpang. Hal ini sangat biasa terjadi dari segi fikih islam.

Untuk tata cara umat islam yang berpuasa dalam kondisi waktu yang berbeda mereka terbagi ke tiga golongan. Golongan pertama dengan menyikapi fenomena beda durasi ada yang mengikuti instruksi jamaah atau komunitas, kedua menyesuaikan arahan dari jamiyah atau organisasinya, ketiga melaksanakan ketetapan pemerintah negaranya masing-masing.

Perbedaan durasi puasa tidak menghalangi umat islam melaksanakan ibadah wajibnya. Mereka masih bisa menjalankan perintah dari Allah SWT meskipun lamanya waktu puasa yang berbeda-beda. Karena semua perbedaan tersebut menjadi salah satu ujian ketahanan kesabar bagi umat Islam saat berpuasa. Umat muslim akan dapat merasakan puncak dari ibadah pada saat kemenangan di Hari Raya Idul Fitri. (NN/HNM)

 

Post Comment