Perubahan Nama dan Konsep PBAK UINSA
BERITA CORET

Perubahan Nama dan Konsep PBAK UINSA

mediasolidaritas.com – Perubahan nama dari PKK-MB ke PBAK tampak belum dipahami oleh semua pihak. Masih ada beberapa instagram official fakultas yang masih menuliskan PKK-MB dalam informasinya. Begitu juga banner panggung yang terletak di Sport Center dan Auditorium yang merupakan tempat berlangsungnya kegiatan (28-31/08).

Pada banner tersebut tertulis PBAK -Pengenalan Budaya Kampus dan Kemahasiswaan. Sedangkan dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama dituliskan kepanjangan dari PBAK adalah Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan. “Saya sendiri baru tahu sekarang kalau bannernya salah. Yang benar itu Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan. Ya mungkin nanti bisa diganti,” pungkas Ali Mas’hum selaku Wakil Rektor III.

Surat Edaran PBAK 2018

Salah satu mahasiswa baru Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Siti Nurvia Nisfatimah menyampaikan bahwa ia juga menyadari kesalahan penulisan pada banner tersebut. Ia merasa sedikit kecewa karena banner yang bahkan terbaca oleh seluruh mahasiswa baru dalam acara penyambutan sepenting ini bisa salah. Ia berharap agar selanjutnya para panitia bisa mengoreksi kembali segala bentuk keperluan untuk acara semacam ini.

Selain perubahan nama, perbedaan yang paling dirasakan oleh para mahasiswa senior adalah susunan birokrasi kepanitiaan yang 80% diisi oleh para dosen. Hal ini disayangkan oleh M. Yusril Maulani, Ketua Panitia Mahasiswa PBAK FDK. “Dan dosen kurang melakukan pekerjaannya dengan baik karena mereka tidak tahu langsung fakta-fakta di lapangan selama PBAK berlangsung,” ungkapnya.

Menurut Maulana Hussein Mahfud, anggota Dema Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM), perekrutan panitia PBAK UINSA 2018 ini hanya berdasarkan nama-nama yang sudah dilampirkan pihak rektorat. Pada Fahum sendiri hanya dipilih 8 orang. Sedangkan para panitia yang lain adalah anggota Sema, Dema dan HMJ yang tidak dipilih langsung oleh rektorat. ”Sebenarnya tidak masalah (pengurangan jumlah panitia dari mahasiswa, red), asal maba itu bisa kondusif,” jelasnya.

Ia mengharapkan di tahun depan agar panitia dari pihak mahasiswa bisa ditambah jumlahnya. “Karena tadi pagi maba FAHUM sendiri tidak ada yang mengurus. Karena memang hanya delapan orang ini saja yang dipekerjakan,” pungkasnya. (ala/dah)

 

Post Comment