Solidaritas-uinsa.org-Hari kedua PKK-MB (29/8) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) berjalan dengan tertib dan lancar. Pada pukul 13.24 WIB di Gedung Auditorium, diisi dengan penjelasan visi, misi, struktur, dan tata kelola fakultas. Acara tersebut dihadiri oleh Dekan FTK, Wakil Dekan I FTK, Wakil Dekan II FTK, dan Wakil Dekan III FTK.
Kegiatan ini membahas tentang akreditasi yang telah didapatkan oleh FTK. Akreditasi A yang didapatkan oleh FTK, merupakan penilaian dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Selain itu, beberapa prodi dari FTK juga telah mendapatkan akreditasi A. “Beberapa prodi FTK sudah memiliki akreditasi A,” ungkap Ali Mudlofir selaku Dekan FTK.
Dekan FTK juga mengungkapkan bahwa selain BAN PT, FTK telah memiliki sertifikat penilaian dari ISO, yaitu sertifikat penilaian pelayanan publik bertaraf internasional. Untuk mendapatkan sertifikasi dari ISO, FTK menggandeng SAI Global Indonesia sebagai pengujinya, dan sebelum pengujian harus melewati pelatihan selama 2 tahun. Lembaga SAI Global Indonesia merupakan lembaga milik pemerintah yang bertugas melayani masyarakat yang berfokus terhadap pelayanan pendidikan. Dalam hal ini, mahasiswa berperan sebagai user yaitu pemberi jasa pendidikan yang harus dilayani dengan baik.
Sertifikat ISO didapatkan berdasarkan penilaian good goverment, visi, dan misi yang sesuai dengan tindakan serta kelengkapan dokumen. “Good goverment, visi, misi, dan lain-lain,” ujar pria yang memakai jas berwarna hijau ketika diwawancarai itu. Pengujian tetap dilakukan secara berkala setiap satu tahun sekali untuk menjaga mutu pelayanan, apakah masih berjalan atau tidak. “Pengujian dilakukan tiap tahun untuk menjaga mutu,” pungkasnya.
Penilaian ISO dilakukan dengan dua cara yaitu audit internal dan audit eksternal. Audit internal dilakukan oleh lembaga yang sudah melatih selama dua tahun. Setelah pelatihan, SAI Global menguji apakah hasil yang telah dilakukan selama ini sudah memenuhi mutu pelayanan akademik di FTK. “Audit internal dilakukan oleh lembaga eksternal yang sudah melatih selama dua tahun,” imbuhnya.
FTK melakukan pelatihan selama dua tahun sejak tahun 2015 sampai 2016, namun baru mendapat sertifikat pada bulan Januari 2017. “Baru dapat sertifikatnya bulan Januari 2017,” ungkapnya. Walaupun sertifikat tentang ISO sudah dijelaskan, namun masih banyak peserta PKK-MB yang tidak mengetahui tentang sertifikat itu.
“Ga (Tidak mengetahui tentang hal tersebut, Red),” ujar Tia salah satu peserta PKK-MB Prodi Pendidikan Matematika. Selain itu, di tempat yang berbeda, Centa mahasiswa angkatan 2016 mengaku hanya pernah mendengar tapi tidak mengetahui secara pasti, “Pernah denger namun ga terbuka untuk semua.” (and/isn)