mediasolidaritas.com – Di hari ketiga PBAK, Jumat (16/08) Maba Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) tidak lagi diarahkan ke Aula tetapi para maba dibagi menjadi menjadi dua kelompok, satu di lantai dasar dan kelompok lainnya di lantai empat Gedung B Multimedia. Ruangan kelas Fahum yang dipakai untuk tempat acara PBAK di lantai dasar ada tiga kelas (ruangan 101-103), begitu juga kelompok di lantai empat (ruangan 401-403).
Ketua Pelaksana PBAK Fahum, Miftahul Akhyar, saat ditanya Solidaritas menjawab bahwa memang ada himbauan dari pihak kampus untuk tidak menggunakan aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) yang bertepatan di lantai tiga. Sehingga jika dimasuki 450 Maba Fahum dan ditambah 40 panitia serta keamanan yang akan berada di lantai tersebut, ditakutkan ada hal yang tidak diinginkan karena bangunan yang sudah lama atau rapuh.
Selain itu, pihak panitia Fahum mempunyai dua pilihan untuk melaksanakan acara yaitu dengan sistem outdoor dan indoor. Tetapi melihat situasi outdoor yang tidak strategis untuk Maba menerima materi yang disampaikan walaupun menggunakan tenda sebagai fasilitas acara, tetapi tetap kurang efektif untuk menerima materi.
Sehingga digunakan sistem indoor yang membagi Maba menjadi dua kelompok. Dengan digunakan sistem indoor yang membagi Maba ini menimbulkan kendala bagi panitia yang bertugas. Terutama pada bagian koordinasi para panitia lantai atas dan lantai dasar. Panitia dari Fahum sendiri akan berencana mengadakan evaluasi tentang masalah lokasi acara yang digunakan oleh maba Fahum.
“Tentu kami akan melakukan evaluasi besar-besaran dengan pihak mahasiswa dan pihak pegawai akademika tentang masalah ini.” Tambah Miftahul.
Asep Abdullah, Ketua Prodi Sastra Indonesia yang menyampaikan materi tentang Kurikulum dan Akademik, menyebutkan bahwa dia tidak keberatan dengan sistem pembagian perserta yang membuatnya menyampaikan materi dua kali. “Kalau kesulitan enggak, tapi capek iya,” tambahnya.
Oriza, Maba prodi Sastra Inggris, mengungkapkan bahwa ruang acara yang tidak bisa menampung seluruh Maba di tempat acara sehingga terjadinya pembagian kelompok membuat suasana dalam ruangan menjadi sepi sehingga yel-yel yang diserukan tidak semarak lagi. Tetapi dengan dibaginya ruangan acara tersebut membuat suasana lebih kondusif dan Maba pun lebih nyaman dan tidak berdesakan. “Tapi enaknya itu apa yah, duduknya itu lebih luas, terus nggak sempit terus jika ada tanya jawab jadi lebih kayak khidmat dan dapat menyimak,” tambah Oriza. (Ay/mrn)