Sepak Bola, Suporter, dan Fanatisme
Picture Source : Pinterest
OPINI

Sepak Bola, Suporter, dan Fanatisme

Jika membahas sepak bola yang terpintas dalam benak kita adalah sebuah permainan yang dilakukan oleh laki-laki yang berjumlah 11 orang dan melawan jumlah yang sama. Dalam sebuah tim sepak bola, terdiri dari pemain, pelatih dan para crew tim yang akan mempersiapkan sebuah pertandingan. Dari sepak bola kita diajarkan tentang bagaimana Kerjasama dalam tim untuk mencetak gol ke gawang lawan dan memenangkan sebuah pertandingan.

Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern, tim sepak bola memiliki manajemen yang akan mengatur keuangan dan mengelola peluang bisnis yang dihasilkan oleh tim sepak bola tersebut. Menarik bukan? ketika sepak bola pada awalnya diciptakan hanya untuk bersenang-senang dan mengisi waktu luang, tetapi ternyata hobi tersebut bisa menghasilkan sebuah pendapatan yang besar. Dalam tulisan ini akan memuat apa sebenarnya sepak bola itu? bagaimana sejarah panjang sepak bola? dan kenapa sepak bola tiba-tiba menjadi sebuah pasar yang besar? mari sejenak merefleksikan sepak bola itu secara mendalam.

Sejarah Sepak bola  Kuno

Sepak bola merupakan suatu olahraga yang sangat popular. Tapi bagaimana sebenarnya permainan sepak bola itu bisa tercipta? Dari abad sebelum masehi banyak literatur yang mulai menjelaskan bawasannya sepak bola sudah dimainkan sejak tahun 1122 – 247 sebelum masehi. Berawal dibuatnya kulit bulat yang berisi rumput dan diperebutkan oleh orang banyak dan ketika mengenai dua bambu sebagai pembatas itu sudah bisa mendpatkan sebuah poin. Permainan ini ini sudah dikenal oleh orang Cina pada zaman tersebut, dikenal dengan nama “Tsu – Chiu” atau bola kaki.

Di Jepang dikenal nama Kemari atau bisa disebut dengan sepak bola perorangan yang sudah dimainkan setiap bulan Januari tahun 727 Masehi dimana permainan ini hanya dimainkan oleh kaum ningrat atau kaum kerajaan. Sedangkan di Inggris permainan sepak bola ditemukan ketika para rakyat Inggris tidak sengaja menggali sebuah tanah dan menemukan bongkahan tengkorak kepala manusia. Temuan tersebut lalu dianggap sebagai tengkorak kepala dari bangsa Viking. Bangsa viking adalah bangsa penjajah yang pernah menjajah Inggris dan para rakyat yang menemukan tengkorak kepala tersebut langsung memainkannya dengan kaki-kaki mereka.

Pada fokus perkembangan sepak bola Inggris yang semakin banyak peminat pada permainan tersebut, menyebabkan permainan tersebut semakin digemari dan munculah pertikaian dalam permainan sepak bola. Mengetahui permainan sepak bola akan semakin berkembang pesat dan berpotensi memunculkan konflik yang semakin besar, Raja Richard II 1389 dan Raja Henry IV 1401 melarang permainan sepak bola di Inggris karena permainan yang berubah menjadi nama Street Games ini telah banyak memakan korban baik luka berat bahkan sampai meninggal dunia.

Bahkan setelah dilarangnya bermain bola rakyat Inggris malah menjadi brutal dan membangkang terhadap larangan yang dilakukan oleh raja. Akhirnya Pemerintah Inggris menindak tegas mereka yang tetap bermain bola sampai menggantung salah satu dari mereka di depan Istana Buckingham.

Sadar akan keinginan rakyatnya yang mulai mencintai sepak bola sebagai hobi mengisi waktu luang, pada tahun 1590 permainan sepak bola diizinkan kembali oleh Raja Inggris, tetapi permainan malah semakin kasar dan dikenal dengan “Rough play“, karena tidak adanya peraturan permainan. Pada tahun 1815 lah akhirnya dibangun sebuah lapangan untuk menunjang fasilitas permainan sepak bola.

Sejarah Sepak Bola Modern

Pada awal abad 19 Pemerintah Kerajaan Inggris mengakui bahwa permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga yang menyehatkan rakyat Inggris. Mahasiswa dan pelajar mulai terus-menerus memainkan sepak bola tanpa adanya peraturan dan bebas memainkan permainan sepak bola.

Baru pada awal 1846 oleh Cambridge University dibuatlah peraturan permainan beradasarkan kesepakatan dan terdiri atas 11 pasal yang dapat diterima oleh para pemainnya. Kemudian peraturan pertama ini terkenal dengan nama Cambridge Rules of Football.

Pada tanggal 26 Oktober 1863 oleh para bekas pemain, mahasiswa dan pelajar dibantu oleh perkumpulan-perkumpulan di Cambridge, didirikanlah sebuah badan resmi yang bernama The Football Association of England, tetapi pada pertemuan tersebut pihak Universitas dan sekolah tidak hadir.

Tanggal 8 Desember 1863 tersusunlah peraturan permainan sepak bola yang disusun oleh The Football Association, dan lahirlah peraturan permainan sepak bola yang mengatur sebagaimana permainan sepak bola bisa dimainkan dengan adil dan bijaksana.

Dengan tidak datangnya para Universitas dan sekolah yang menaungi permainan sepak bola menganggap peraturan yang sudah disusun sedemikian rupa oleh The Football Association dianggap tidak sah dan harus direncakan kembali. Dan akhirnya muncullah Cambridge Rules yang juga dibuat tanpa didatangi pihak The Football Association yang menganggap peraturan yang dibuat oleh Cambridge Rules tidak sesuai dengan keinginan dan kesepakatan masyarakat, karena peraturannya terlalu berat dan tidak mampu dilakukan oleh pihak sipil.

Sejarah FIFA

Lahir tanggal 21 Mei 1904 atas inisiatif Guirin di Perancis dengan nama Federation Internationale de Football (FIFA), yang disponsori oleh 7 negara anggota pertama yaitu Perancis, Denmark, Spanyol, Swedia dan Swiss sebagai ketua pertama adalah Guirin.

Untuk meningkatkan kualitas dari permainan sepak bola itu sendiri dan mempererat tali persaudaraan diantara anggota FIFA. Diselenggarakanlah Coup de Monde atau Piala Dunia yang digelar setiap 4 tahun sekali guna memperebutkan piala kehormatan.

Piala Dunia dimulai tahun 1930 di Uruguay dengan tuan rumah sebagai juara piala dunia pertama tersebut. Ada juga pertandingan lain yang juga diselenggarakan untuk mengsisi jenjang waktu yang panjang yaitu kejuaraan piala Olimpiade. Ada juga kejuaraan sepak bola Regional yang dibawah naungan FIFA yaitu European Champion’s di Eropa, Concacaf di Amerika, AFC Cup di Asia, dan Africa Cup di Afrika.

Sejarah Sepak bola Indonesia

Disebut “Sepak Raga” yang dimainkan di beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang bolanya dari sebuah jalinan rotan bergaris tengah 15 cm, dengan berat 2,5 ons. Dimainkan di lapangan berukuran 15 x 15 cm dengan sebatang bambu setinggi 15 meter yang ditancapkan di tengah lapangan. Dimainkan beregu dengan 10 orang pemain dengan peraturan pemain harus membentuk lingkaran mengelilingi bambu dan harus berusaha menyelak bola tanpa jatuh melewati lingkaran tersebut

Sejarah Sepak bola Modern di Indonesia

Kebanyakan orang berpendapat bahwasannya sepak bola modern di Indonesia dibawa oleh Bangsa Belanda lalu diterapkan di tanah jajahannya. Banyak dari para bangsawan Bangsa Belanda tersebut yang bermain sepak bola di kalangan mereka hingga ke kota – kota besar di Indonesia khususnya pulau Jawa. Dari banyaknya bangsawan yang menyukai permainan sepak bola ini akhirnya mereka mendirikan perkumpulan atau di zaman sekarang bisa disebut dengan klub sepak bola yaitu NIVB (Nederland Indische Voetbalbond). Kebiasaan para bangsawan ini dilihat dan dimainkan juga oleh kaum pribumi pada masa tersebut.

Perkumpulan bangsa pribumi sendiri yang menyukai permainan sepak bola mulai berdiri pada tahun 1920-1930an, dimana pada masa itu juga mulai berdiri gerakan-gerakan untuk menyuarakan kemerdekaan dari penjajahan dan penindasan.

Mulai dari Persatuan Sepak bola Makasar (PSM) di tahun 1912 hingga Persatuan Sepak bola Madiun (PSM) di tahun 1930. Beberapa klub besar yang berdiri untuk berkumpul dan memainkan sepak bola ini berubah menjadi gerakn untuk mendirikan sebuah federasi dengan nama Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Seirama dengan pergerakan nasional pada masa tersebut dalam mencapai kemerdekaan, makin kuatlah usaha-usaha untuk menanamkan benih perlawanan pada bangsa Belanda. Wadah yang sangat diperlukan ini untuk menjaga semangat dan persatuan pemuda pada masa tersebut yang sangat dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan.

Pada tanggal 19 April 1930 bertepatan dengan diadakannya pertandingan sepak bola antar kota yang dimana tujuh klub awal pendiri sepak bola berkumpul dan berunding untuk menentukan federasi sebagai wadah dan naungan pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekan. Dengan Ir Soeratin dipilih sebagai ketua PSSI pertama dengan pusat kota yaitu Yogyakarta.

Sejarah Suporter Sepak bola

Dalam permainan sepak bola tentunya kehadiran para suporter ini merupakan pelengkap dari permainan sepak bola itu sendiri. Support yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti mendukung, sedangkan dalam bahasa Indonesia suporter merupakan pelaku dari pendukung permain sepak bola yang bersorak-sorai dan bernyanyi untuk memberikan semangat kepada pemain yang sedang bermain agar mampu memaksimalkan permainan dan mampu mengeluarkan kemampuannya yang tersembunyi.

Suporter ini biasanya memiliki rasa kecintaan yang lebih dibandingkan penonton biasa yang hadir di lapangan. Berdasarkan aktivitas yang dilakukan kelompok suporter saat melihat pertandingan sepak bola, ada dua sisi di dalamnya yaitu sebagai hiburan dan sebagai biang kerusuhan.

Dua sisi tersebut telah dikelompokan dalam dua jenis pendukung yaitu Hooliganisme sebagai sekelompok atau perseorangan yang teridentifikasi sebagai pembuat onar atu kerusuhan, lalu ada solidaritas sosial atau hiburan menganggap sepak bola sebagai pengisi waktu dan hiburan semata.

Suporter sepak bola tidak hanya mendukung tim kesayangannya pada saat di lapangan saja tetapi juga di luar lapangan yang berbentuk menjadi organisasi atau komunitas suporter sepak bola. Komunitas suporter sepak bola yang terbentuk di Indonesia tidak hanya mendukung tim sepak bola lokal melainkan juga tim sepak bola luar negeri. Tujuan terbentuknya komunitas suporter sepak bola adalah sebagai wadah untuk mendukung tim kesayangan dan tempat berkumpul untuk para suporter pendukung tim sepak bola yang sama.

Komunitas suporter sepak bola memiliki sebuah struktur organisasi seperti ketua sampai dengan anggota (Anam, Studi Pendahuluan, 2016).

Semua suporter sepak bola mempunyai sebuah harapan yaitu agar tim kebanggaannya memenangkan pertandingan, sehingga suporter rela mengeluarkan harta ataupun dukungan untuk tim kebanggaanya seperti memberikan dukungan berupa nyanyian pada saat tim kesayangan bertanding.

Rasa kebanggaan yang berlebihan terhadap sebuah klub atau tim sepak bola membuat para suporter sepak bola, rela melakukan apa saja yang berhubungan dan berlandaskan klub atau tim kesayangan. Rasa kebanggaan yang berlebihan itu yang disebut fanatisme (Anam, Studi Pendahuluan, 2016).

Definisi Fanatisme

Fanatisme merupakan perilaku individu yang identik dan mengutamakan tujuan tertentu tanpa melihat dan memperdulikan akibat yang akan ditimbulkan (Praja, 2010).

Kadangkala fanatisme yang ditunjukkan oleh komunitas suporter klub sepak bola diilakukan secara berlebihan dalam mendukung tim kesayangan saat bertanding sehingga berubah menjadi tindakan agresivitas terutama agresivitas verbal.

Fanatisme terhadap klub sepak bola contohnya, suporter fanatik yang hanya mampu melihat kebaikan dari tim favoritnya saja dan hanya melihat kekurangan dari tim lain yang bukan menjadi tim favoritnya. Wujud ekspresi dari fanatime ini seringkali menjadi perilaku agresi (Anam, Studi Pendahuluan, 2016).

Komunitas suporter sepak bola dalam mengekspresikan dukungan dan fanatismenya selalu dilakukan secara bersama-sama hal ini disebut dengan konformitas.

Menurut Deaux (1993) mengatakan bahwa konformitas adalah sikap patuh dengan kelompok meskipun tidak ada arahan secara langsung untuk ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok. Adapun contoh dari tindakan konformitas komunitas suporter sepak bola seperti bernyanyi bersama, memakai atribut tertentu yang sama dan melakukan gerakan tertentu pada saat nonton bareng atau mendukung tim kesayangan yang bertanding. Dalam mendukung klub kesayangan secara bersama-sama kadang kala menimbulkan tindakan agresi.

Berkowitz (2003) mendefinisikan perilaku agresi verbal sebagai suatu bentuk perilaku atau aksi agresi yang bertujuan untuk menyakiti individu lain, perilaku agresi verbal diungkapkan dalam bentuk umpatan, ejekan, fitnahan, dan ancaman melalui kata-kata.

Agresi verbal adalah agresi yang dilakukan bertujuan untuk melukai orang lain secara verbal. Bila seorang mengumpat, membentak, berdebat, mengejek, dan sebagainya, individu itu dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal (Buss dan Perry, 1992). Atkinson (1999) Agresi verbal, adalah agresi yang dilakukan oleh individu berasal dari sumber agresi secara verbal. Agresi verbal ini dapat berupa kata-kata kasar atau kata-kata yang dianggap mampu menyakiti, melukai, menyinggung perasaan atau membuat orang lain menderita. Adapun bentuk agresivitas secara verbal di ungkapkan dengan mengucapkan kata-kata yang menghina, berteriak, mengejek, dan membantah (Turner & Helms, 1995).

Reicher, (dalam Taylor, Pepalu, & Sears 2012) juga menjelaskan bahwa deindividuasi adalah individu kehilangan dirinya sendiri di dalam kerumunan kemudian bertindak secara berbeda, dalam satu gerombolan atau kelompok emosi dari satu orang akan menyebar keseluruh anggota kelompok, ketika seseorang melakukan sesuatu, bahkan apabila tindakan itu dalam situasi normal tidak akan diterima, semua orang cenderung akan ikut-ikutan melakukanya. Tindakan biasanya dikontrol oleh nilai-nilai etika, dan aturan sosial yang kita pelajari (Le Bon dalam Taylor, Pepalu & Sears, 2012).

Setiap insan manusia yang memiliki kecintaan dan kebanggaan terhadap sebuah tim sepak bola akan secara sengaja mengorbankan seluruh apa yang dimilikinya. Bahkan harta yang telah dikeluarkan tidak sebanding dengan permainan tim sepak bola yang apa adanya. Keadaan cinta dan bangga yang sangat berlebihan memang tidak baik untuk sepak bola itu sendiri, karena bagi sebagian orang beranggapan sepak bola adalah hanya sebagai penghibur dan pengisi waktu luang, sedangkan di sebagian orang lainnya sepak bola adalah lebih, bukan hanya hiburan semata, dan di sebagian yang lain juga tidak memilih dan tidak menyukai sepak bola.

Sebenarnya tidak ancaman dan tekanan ketika para insan manusia mencintai sepak bola, tetapi ketika cinta itu tumbuh seharusnya para insan manusia sudah mengerti bahwa cinta yang besar akan menimbulkan rasa sakit yang besar pula. Tidak ada yang bisa disalahkan daripada cinta yang meresap kedalam jiwa manusia itu sendiri, tetapi ketika cinta itu meluap dan menjadi bara yang melahap disekitarnya, lebih baik sepak bola itu tidak ada untuk selama – lamanya.

 

Oleh : Al Ghozaly Irzha Bagus Syahputra

Post Comment