Gresik – Pada tahun 1808 Masehi Gubernur Jenderal Herman William Daendles membangun Benteng Lodewijk untuk menghalau tentara Inggris yang berusaha merebut tanah Jawa, khususnya Jawa Timur. Namun, benteng yang telah berumur ratusan tahun ini, akhirnya takluk oleh waktu dan kini hanya menyisakan puing-puing bekas reruntuhan.
Area Benteng Lodewijk tidak ubahnya seperti hutan. Setiap langkah, tumbuh pohon tua dan rimbun. Tumbuhan rambat menjalar dari satu pohon ke pohon yang lain. Ada juga padang ilalang di beberapa titik, sehingga tak jarang menimbulkan kesan seram.
Meski demikian, pemandu Benteng Lodewijk, Lukman menjelaskan bahwa di dalam benteng terdapat jalan setapak sebagai rute untuk berkeliling. Rute itu cukup memudahkan pengunjung dalam melihat kondisi benteng, tapi pengunjung tidak boleh lengah dan harus tetap berhati-hati. Jangan sampai tersesat, sebab area benteng cukup luas.
“Namun kondisi benteng sekarang sudah tidak utuh lagi, karena banyak bagian-bagian yang telah hilang, hanya tersisa fondasi, dua sumur yang juga tidak terawat serta sejumlah artefak yang kerap ditemukan di area benteng, mulai gerabah keramik, pecahan kaca, mata uang kuno, batu putih dan bata bekas material benteng, tak jarang juga terdapat beberapa tulang binatang yang dapat dijumpai karena berserakan di tepi laut,” tuturnya.
Penyebab utama hilangnya bagian benteng, tak lain karena abrasi parah yang kerap terjadi di sepanjang pantai Pulau Mengare. Hal itu, menyebabkan banyak komponen benteng tergerus.
Dilansir dari Jawa Pos, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik pada 2006 pernah melakukan upaya untuk melindungi situs dengan cara membangun tembok pembatas guna menangkal gempuran ombak. Tembok itu dibangun di sepanjang bekas dinding benteng di sisi tenggara dan timur laut, namun upaya tersebut sia-sia. Bahkan, tembok itu kini ikut terkena abrasi.
“Saat musim hujan, cuaca sering tidak bersahabat, gelombang tinggi, angin juga pasti kencang, apalagi menjelang matahari terbenam, sangat bergelombang dan seram, benteng yang begitu kokoh saja bias hancur serta hanya menyisakan puing-puing, karena saking ganasnya ombak selat Madura,” jelas Lukman lagi.
Benteng Lodewijk terletak di barat selat Madura dan diberi nama Lodewijk untuk menghormati Raja Belanda Louis Napoleon Bonaparte. Secara administratif posisi Benteng Lodewijk berada di Desa Tanjungwidoro, Mengare, Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Akses menuju Benteng Lodewijk bisa ditempuh melalui dua jalur, yakni jalur darat dan laut.
“Kalau jalur darat biasanya pengunjung melewati Dusun Sisir Barat menggunakan motor, lalu melintasi jalan tambak kira-kira 500 meter, setelah itu menyebrangi sungai cemara dengan perahu penyebrangan. Sedangkan, jalur laut pengujung bisa menyewa perahu nelayan, tarifnya sekitar seratus lima puluh ribu dari Dermaga Tanjungwidoro ke arah benteng dan sebaliknya,” ujar Lukman saat diwawancarai, Minggu (26/12/2021).
Oleh: Radha Putri Awaliyah.