Solidaritas-uinsa.org Pemandangan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya setelah dibangunnya gedung-gedung baru harusnya terlihat megah dan menawan, namun yang terlihat justru sebaliknya pemandangan sepeda motor dan mobil yang bertebaran karena diparkir di sembarangan tempat. Sepertihalnya lahan kosong bekas reruntuhan gedung Syariah lama di samping Fakultas Syariah dan Hukum(FSH), area depan tiap-tiap fakultas dan di sekitar gedung Twin Tower (TT) yang harusnya tidak difungsikan sebagai lahan parkir. Selain merusak pemandangan, mahasiwa dan dosen banyak yang mengeluhkan kondisi UINSA yang semakin “berantakan”.
Menanggapi permasalahan parkir tersebut, Abdullah Rofiq Mas’ud, Kepala Bagian (Kabag) Umum menuturkan, “Untuk mengatasi masalah parkir, kita berkali-kali mengusulkan penambahan tenaga kerja kepada Rektorat, namun belum ada realisasi dikarenakan ketidak tersediaan dana(20/03/2017).” Namun menurut beberapa mahasiswa penambahan juru parkir dirasa kurang efektif jika dari Rektorat tidak menyediakan lahan parkir, “Saya tidak setuju dengan hal itu, karena tempat parkirannya saja tidak ada, kok dikasih petugas.” Begitu pendapat Faiz, mahasiswa semester 4 jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES). Lain halnya dengan Faiz, Hikmah, mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) semester dua mendukung adanya juru parkir, “Saya setuju jika ada petugas parkir karena akan membuat parkiran terlihat rapi, mengenai parkir di depan fakultas tidak masalah selam tertata dengan baik.”
Rofiq menambahkan bahwa pihaknya sudah menyediakan lahan parkir di depan area kampus, yaitu di depan Twin Tower (TT) sebelah pintu masuk dan area sekitar masjid. Tetapi dikarenakan menurut mahasiswa jarak area parkir dari fakultas terbilang jauh, maka mahasiswa memilih untuk memarkir “seadanya” di depan fakultas mereka, meski terkadang tidak tersedia lahan parkir. Hal itu untuk menghindari berjalan kaki yang jauh. Faiz menambahkan, “Seharusnya parkir itu yang strategis, di sana kan jauh sama fakultas jadi kan keberatan.”
Dengan keterbatasan area parkir serta sistem parkir yang masih belum tertata, tentu perlu adanya pembenahan yang lebih lanjut dari pihak birokrat kampus. Tapi mahasiswa dan dosen sebagai pengguna lahan parkir harus memiliki kesadaran menanggapi masalah tersebut dengan memenuhi area parkir yang telah tersedia atau menata rapi kondisi kendaraan pribadi. Itu bukan jadi alasan untuk memarkir kendaraannya di sembarang tempat. Parkiran harus ditata rapi agar memudahkan ketika keluar masuk parkir. Kesadaran dari penghuni kampus dan pihak pengelola tentu akan membantu terciptanya kenyamanan parkiran kampus kita.(Jhn)