Win Win Solution Gagal, Demonstran Segel Gedung Rektorat
BERITA

Win Win Solution Gagal, Demonstran Segel Gedung Rektorat

MediaSolidaritas.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli UINSA melakukan demonstrasi di depan gedung rektorat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) pada Senin (30/01). Demonstrasi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan herregistrasi terbaru yang dianggap tidak memperhatikan kondisi mahasiswa.

Berikut beberapa hasil konsolidasi berupa tuntutan yang dibawa untuk diajukan ke Rektor UINSA:

  1. Meminta pertanggungjawaban rektor secara moral (meminta maaf) dan klarifikasi atas narasi “bagi yang terlambat melakukan pembayaran UKT silahkan mengurus cuti akademik”.
  2. Memperpanjang atas singkatnya kebijakan herregistrasi pembayaran UKT semester genap 2023.
  3. Membuka persyaratan permohonan penyesuaian tarif UKT atau banding UKT.
  4. Mempertimbangkan sistem pembayaran UKT secara angsur.
  5. Mahasiswa semester akhir yang tuntas sks diberi potongan UKT 50%.
  6. Transparansi informasi pengelolaan UKT dan beasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Setelah penyampaian orasi, Mahmudin Samin selaku koordinator lapangan (korlap) meminta untuk dipertemukan dengan Rektor. Wakil Rektor (Warek) 2 dan Wakil Rektor 3 menggantikan Rektor untuk menemui para demonstran karena sedang berada di luar kota.

Dari enam tuntutan, hanya tuntutan perpanjangan masa herregistrasi yang diterima. Namun, Samin yang juga Ketua Aliansi mengutarakan bahwa mereka akan berusaha agar semua tuntutan dapat diterima.

“Yang awalnya tanggal 23 Januari – 3 Februari 2023 sekarang diubah menjadi 24 Januari – 24 Februari 2023. Tapi kami akan terus mengusahakan semua tuntutan ini dapat diamini,” ungkap Samin.

Setelah menunggu kurang lebih dua jam, Rektor UINSA, Muzakki tiba di kampus A. Yani dan menemui para demonstran. Mediasi yang berjalan kurang lebih 1 jam 30 menit tersebut memperoleh hasil sebagai berikut:

  1. Rektor meminta maaf atas pengumuman di Instagram @uinsa.official yang kurang berkenaan di hati seluruh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.
  2. Berjanji akan memperbaiki komunikasi perorangan di lembaganya atas informasi yang kurang berkenaan di hati seluruh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya agar tidak terulang kembali.
  3. Tuntutan yang tertuang di nomor 3 hingga nomor 6 tidak dapat disepakati, karena menyalahi peraturan yang dibuat oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Selain tidak mampu untuk memenuhi seluruh tuntutan para demonstran, Rektor mengajak para demonstran berdoa bersama agar sistem Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) bisa berubah ke Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Karena dengan diubahnya sistem ini dapat membantu kewenangan Rektor memberikan kebijakan UKT yang dapat diangsur.

“Mari kita berdoa bersama, agar kampus kita ini bisa berubah dari PTN BLU menjadi PTN BH. Yang kedepannya akan memudahkan kita dalam mengatur biaya UKT yang dapat diangsur,” ujar pria kelahiran Sidoarjo itu.

Negosiasi berlangsung alot karena Rektor mengatasnamakan dasar dari peraturan Kemenag dan Kemenkeu yang jika dilanggar akan berdampak pada kelembagaan universitas. Tetapi Rektor sudah mengusahakan sebaik mungkin agar mahasiswanya dapat menjalankan kuliah dengan biaya yang terjangkau.

“Kami dari lembaga universitas mengusahakan dengan membuat beasiswa Unit Pengumpul Zakat (UPZ), untuk dapat membantu meringankan biaya UKT. Tidak berhenti disitu saja, bagi mahasiswa yang merasa tidak mampu membayar UKT bisa langsung menghubungi Warek Bidang Keuangan untuk dapat diarahkan lebih lanjut.”

Dengan gagal dicapainya Win to Win Solution dari hasil mediasi antara mahasiswa dengan Rektor, Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli UINSA pun akhirnya menyegel gedung rektorat yang dari awal sudah direncanakan.

 

Repoter: Al Ghozaly Irzha Bagus Syahputra, Ferry Tri Anugrah
Editor: Nabila Wardah

Post Comment