“Banyak anggapan bahwa aktif dalam organisasi hanya akan menurunkan prestasi seseorang. Namun, dalam wisuda kali ini, beberapa mahasiswa mampu mematahkan stereotip tersebut”.
mediasolidaritas.com – Sejumlah 757 wisudawan/wisudawati hadir dalam acara wisuda ke-82 Periode Februari Semester Gasal Tahun Akademik 2017/2018 pada Sabtu (24/02). Wisudawan terdiri dari 9 orang dari Program Doktor, 41 orang Program Magister, dan 707 orang Program Sarjana. Acara tersebut bertempat di gedung Sport Center & Multipurpose UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Rundown menyebutkan acara dimulai pada pukul 08.00 WIB, namun acara dimulai pada pukul 08.22 WIB.
Para Senat memasuki ruangan sebagai tanda dimulainya acara. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh grup paduan suara. Pada pertengahan acara dilaksanakan prosesi pemberian penghargaan kepada wisudawan berprestasi akademik maupun non-akademik. Penghargaan tersebut berupa uang pembinaan dan beasiswa selama 4 semester dalam Program Pascasarjana di UINSA. Wisudawan penerima penghargaan ada 21 orang, 8 orang berprestasi akademik dan 13 orang berprestasi non-akademik. Acara diakhiri dengan pembacaan doa dan prosesi para senat meninggalkan ruangan.
Solidaritas menemui Moh. Fauzan Fathollah, selaku pemilik Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada jenjang Strata 1 UINSA yaitu 3.85. Wisudawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ini mengaku cukup aktif dalam beberapa organisasi intra maupun ekstra kampus. Fauzan mematahkan anggapan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi, maka akan menurunkan nilai akademiknya. “Alhamdulillah kedua organisasi saya bisa menyokong nilai akademik saya,” tutur Fauzan. Ia mengaku bahwa kedua organisasinya malah membantu dia belajar. Lelaki asal Pamekasan tersebut menyebutkan akan melanjutkan studinya ke jenjang Strata 2 dengan jurusan yang sama, yaitu Ilmu Al-Quran dan Tafsir.
Kesan positif juga datang dari Ellyda Retpitasari, wisudawati Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini berhasil mendapatkan nilai IPK 3,80. Tak jauh berbeda dengan Fauzan, ia juga mengungkapkan bahwa organisasi tidak mempengaruhi nilai akademik mahasiswa. Gadis prodi Ilmu Komunikasi tersebut memberikan kiat-kiat untuk mendapatkan nilai tinggi. “Yang penting itu konsisten,” ucapnya. Wisudawati yang kesehariannya aktif dalam berorganisasi di Unit Kegiatan Mahasiswa dibarengi dengan mengajar les, mengaku bisa mengatur waktu belajarnya.
Namun dari program beasiswa yang didapatkan, wisudawan tetap mengikuti jalur tes reguler untuk mendapatkan bangku kuliah Pascasarjana di gedung Twin Tower B tersebut. “Tetap seleksi dulu, kalau sudah lolos dapat fasilitas gratis (beasiswa, red),” pungkas wanita yang kerap disapa Elly tersebut.
Baik Fauzan maupun Ellyda merasa bersyukur mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di program magister UINSA. Ketika ditanya tentang masa depan, mereka menjawab akan mengambil studi Strata dua. Mereka berdua merupakan secuil kisah dari banyaknya mahasiswa yang terwisuda. (je/ais/riq)