Rektor Unej : ‘Tertawa Bersama Rektor Se-Jawa Timur’
BERITA

Rektor Unej : ‘Tertawa Bersama Rektor Se-Jawa Timur’

mediasolidaritas.com – Telah dilaksanakan Rapat Kerja Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur pada Selasa (20/02). Acara tersebut dihadiri 32 orang yang terdiri dari rektor dan wakil rektor sepuluh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur, yakni Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPN), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Universitas Negeri Jember (UNEJ), Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan UINSA Surabaya yang sekaligus menjadi tuan rumah pada acara Rapat Kerja Paguyuban tersebut.

Moh. Hasan, Rektor UNEJ sekaligus Ketua Paguyuban PTN se-Jawa Timur dalam sambutannya pada acara pembukaan juga menyampaikan kata ‘Paguyuban’ simbol dari tertawa bersama para rektor se-Jawa Timur. Sejak beberapa pertemuan sebelumnya, kata ‘Paguyuban’ dipilih karena dapat menjadi kunci silaturahmi antar rektor dan wakil rektor di PTN se-Jawa Timur. “Acara paguyuban ini telah ada sekitar tahun dua ribu atau (akhir, red) sembilan puluhan,” tuturnya. Acara ini dilakukan bergilir di setiap PTN yang terlibat dan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

UINSA sudah 3 kali menjadi tuan rumah acara tersebut selama masa jabatan Abdul A’la selaku rektor UINSA. Sebelumnya pernah di adakan di Hotel GreenSA kemudian di Auditorium UINSA. Paguyuban tersebut diadakan secara bergiliran dengan rute Malang, Jember, Surabaya, Madura. “Acara ini diadakan bergilir di tiap PTN berdasarkan daerahnya,” ungkap Abdul A’la, Rektor UINSA. Sebelum ini, acara diadakan di UNESA dan seharusnya sekarang diadakan di Madura, tetapi A’la meminta untuk diadakan di UINSA, sebagai bentuk perpisahan dari masa jabatannya sebagai Rektor.

Acara ini membahas tentang progress SNMPTN dan SBMPTN, pengadaan referensi seperti jurnal dan buku-buku, dan masalah-masalah nasional seperti kodifikasi ijazah atas dasar akreditasi prodi, serta penegas perhelatan demokrasi. “Dengan adanya paguyuban bisa meminimalisir dana untuk pengadaan referensi, yang biasanya satu PTN itu bisa mencapai dua puluh lima miliyar rupiah, tapi dengan paguyuban ini bisa menjadi hanya sepuluh miliyar saja,” pungkas Wahyu Subhan selaku peserta dan Wakil Rektor II UNEJ. (yuz/zum/fjr/ala)

Post Comment