Solidaritas-uinsa.org—Nuansa kuning tampak terlihat di gedung Sport Center UINSA Surabaya (30/8), pemandangan tersebut merupakan Mahasiswa Baru Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) yang memakai atribut didominasi warna kuning. Acara berlangsung dengan lancar mulai pagi.
Berdasarkan warna kuning sebagai lambang Fahum kemudian lahir tema PKK-MB atau OSCAAR 2016, yakni “Serumpun Bambu Kuning: Gerak Bersama Junjung Budaya Beradab”. Serumpun yang artinya satu angkatan, yakni 2016, lalu ada bambu yang bisa dikatakan sebagai karakter, analogisnya, bambu itu kuat, menjulang tinggi untuk menunjukkan cita-cita yang tinggi dan bambu selalu bermanfaat untuk orang lain. Selanjutnya kuning dispesifikasikan karena lambang Fahum adalah warna kuning, “Itu dari pembentukan IAIN dulu udah ada, bahwa lambangnya berwarna kuning. Tapi, sejarah penentuan lambang saya kurang tahu, itu sudah terlalu lama,” jelas Soba, mahasiswa semester lima.
Fahum sendiri menggunakan nama OSCAAR dan diimbuhi kalimat “Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru” di bagian atas tema pada banner yang terpasang di gedung Sport Center, “Iseng aja itu sebenarnya. Bahkan UU Dikti, sejak tahun 2014 menjelaskan bahwa setiap mahasiswa baru yang akan memasuki Perguruan Tinggi harus melalui pengenalan kampus. Sebenarnya, PKK-MB itu sama saja, PKK-MB itu programya, OSCAAR itu teknis atau bentuk kegiatannya.” Panjang lebar Soba selaku SC saat diwawancarai di depan gedung Sport Center.
Saat dikonfirmasi ke pihak Kepala Bagian Kemahasiswaan, Jainudin, menegaskan bahwa acuan pelaksanaa PKK-MB UINSA 2016-2017 adalah SK Rektor. Segala bentuk pelanggaran akan mendapatkan sanksi sesuai kode etik yang berlaku. “Kalau terbukti nanti akan kena kode etik, seperti yang di SK Rektor tahun 2014,” ujarnya saat ditemui kru Solidaritas.
Ditambah lagi SK dari rektorat baru muncul kurang dari dua minggu PKK-MB dilaksanakan, namun pihak dari panitia OSCAAR sudah menyiapkan dan mengonsep atribut, “Ada pihak yang menyediakan atribut, misalnya rompi yang dikenai harga lima belas ribu,” terang Soba lagi. Di akhir wawancara Soba berharap ada musyawarah mufakat dari pihak rektorat dan pihak mahasiswa, tentang perubahan nama OSCAAR ke PKK-MB. Terakhir, setelah ishoma, mahasiswa dipandu mengelilingi kampus dengan sebelumnya ada beberapa mahasiswa baru untuk memimpin orasi. (mdh/iva)